c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

22 September 2017

16:10 WIB

Garuda Tunda Pengiriman Pesawat Hingga 2019

Maskapai garuda Indonesia berencana menunda pengiriman sebanyak 20 pesawat hingga 2019 dalam rangka untuk meningkatkan ketergunaan (utilitas) pesawat-pesawat yang ada

Garuda Tunda Pengiriman Pesawat Hingga 2019
Garuda Tunda Pengiriman Pesawat Hingga 2019
Pesawat perintis jenis ATR 72-600 milik maskapai Garuda Indonesia lepas landas di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

JAKARTA –  Maskapai garuda Indonesia berencana menunda pengiriman sebanyak 20 pesawat hingga 2019 dalam rangka untuk meningkatkan ketergunaan (utilitas) pesawat-pesawat yang ada. Keinginan menunda pengiriman itu kini tengah dinegosiasikan dengan pihak produsen pesawat.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury menyebutkan jumlah pesawat yang ditunda untuk Garuda sendiri sebanyak 10 buah. Sisanya adalah pesawat yang sedianya disiapkan untuk Citilink. Rencana penundaan pengiriman pesawat dimulai pada Triwulan IV 2017.

"Alasan kita ingin fokus optimalisasi pesawat yang kita punya saat ini, kita harapkan satu, utilisasi itu bisa meningkatkan kinerja. Kedua, bisa memperpanjang jangka waktu sewa," katanya seperti dilansir Antara, Jumat (22/9).

Pahala menargetkan ketergunaan pesawat bisa meningkat dari sembilan jam 38 menit per hari saat ini menjadi 11 jam sehari pada 2019.

Dia menuturkan pemegang saham terbesar, dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah menyetujui langkah Garuda tersebut.

"Kita saat ini dalam pembahasan dan tanda-tandanya sudah positif," katanya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Keuangan Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono mengatakan penundaan pengiriman pesawat tidak terlalu berdampak signifikan kepada keuangan perusahaan.

"Dampak finansial tidak terlalu besar karena datangnya akhir tahun, tahun depan baru berasa," katanya.

Dia menyebutkan tahun ini terdapat dua pesawat yang mengalami penundaan dan hingga 2019 sudah dipastikan sebanyak 10 pesawat diundur pengirimannya.

"Tahun ini pesawat yang belum datang itu ada tiga, termasuk Citilink, sebagain sudah datang," katanya.

Helmi sendiri optimistis hingga akhir 2017 Garuda bisa membukukan laba US$70 juta.

"Yang jelas saat ini kita menangkap konsumen yang tujuannya ke Australia dengan penerbangan langsung karena tidak perlu menunggu lama," katanya.

Garuda Indonesia sepanjang semester pertama 2017 mencatat kerugian US$283,8 juta atau Rp3,77 triliun (kurs Rp13.314). Kerugian yang dibukukan Garuda ini tertinggi dibandingkan kerugian BUMN lain. Akibat kerugian ini, Garuda tidak bisa menyetorkan deviden pada negara tahun ini.

Data dari situs resmi Garuda Indonesia menyebutkan, jumlah armada yang dioperasikan maskapai ini pada 2016 sebanyak 196 buah. Sementara, utilisasi armada mencapai 8 jam 58 menit.

IPO Anak Usaha
Sementara itu, terkait rencana pelepasan saham perdana ke public (IPO) Garuda Maintenance Facility AeroAsia, Helmi mengharapkan harga tertinggi bagi saham anak usaha Garuda tersebut. Pembahasan terkait penetapan harga sendiri masih berlanjut.  

"Range-nya luas dari Rp390-Rp510 (per lembar saham). Nanti kita lihat, ya kita inginnya paling tinggi, namanya jualan, tapi nanti ketemu harganya nanti," katanya.

Pahala menyebutkan, permintaan pasar saat ini cukup tinggi, bahkan melebihi jumlah yang akan dijual.

"Kalau waktu kita ketemu investor, demand (permintaan) sangat memadai dibanding jumlah yang kita jual, baik dalam negeri maupun luar negeri minat investor cukup baik," katanya.

Ia menilai, langkah IPO tersebut akan berdampak signifikan terhadap keuangan perusahaan. Pasalnya, kinerja usaha Garuda Maintenance Facility AeroAsia tergolong bagus. Selain itu, industri ini masih mengalami pertumbuhan signifikan. Menurutnya, saat ini jumlah pesawat yang masih dalam proses pemesanan mencapai 600 buah dalam lima sampai tujuh tahun ke depan.

Salah satu investor strategis yang sudah menyatakan minat adalah Maskapai Air France Industries KLM Engineering & Maintenance.  

"Salah satu yang sudah tandatangani letter of interest itu AFI-KLM. Itu mungkin kita bisa sharing dan ada dua investor lain yang sedang proses untuk membicarakan ini. Tiga-tiganya sudah melakukan financial and operation due dilligence," katanya. (Fin Harini)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar