c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

28 Maret 2019

14:22 WIB

Gandeng 60 Industri Nasional, Angkutan Multiguna Pedesaan Siap Dipasarkan

Pemasaran AMMDes-KMW di April 2019 akan disertai dengan penjualan peralatan penunjang produksi, seperti pompa irigasi, perontok padi, pengolah jagung, penjernih air, alat panen pisang, dan lainnya

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Gandeng 60 Industri Nasional, Angkutan Multiguna Pedesaan Siap Dipasarkan
Gandeng 60 Industri Nasional, Angkutan Multiguna Pedesaan Siap Dipasarkan
Pengunjung mengamati mobil alat mekanis multiguna pedesaan (AMMDES) di bengkel Kiat Motor Klaten, Jawa Tengah, Kamis (25/10/2018). Mobil alat mekanis multiguna pedesaan yang digagas oleh anak bangsa itu diharapkan dapat mempermudah kinerja petani di pedesaan. ANTARAFOTO/Aloysius Jarot Nugroho

JAKARTA – Pemerintah menggandeng 60 industri nasional dalam mengembangkan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes). Setelah resmi diluncurkan di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 oleh Presiden RI Joko Widodo, alat dengan fungsi utama mengakomodasi kebutuhan masyarakat di pedesaan tersebut, akan mulai dipasarkan pada April 2019.

“Langkah ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mendukung kemandirian industri nasional,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Untuk diketahui, AMMDes memiliki spesifikasi teknis khusus sehingga mampu mengakses daerah dengan kondisi medan yang sulit. “Pengembangan angkutan pedesaan ini arahnya memang digunakan untuk di pedesaan, misalnya untuk mendukung pascapanen atau alat angkut hasil hortikultura,” tambahnya.

Airlangga melanjutkan, pemasaran AMMDes-KMW pada April 2019 akan disertai dengan penjualan peralatan penunjang produksi. Di antaranya, pompa irigasi, perontok padi, pengolah jagung, pembuat serpihan es, penjernih air, alat panen pisang, dan lain sebagainya, yang akan dijual secara terpisah.

“AMMDes-KMW juga memiliki spesifikasi teknis khusus sehingga mampu mengakses daerah dengan kondisi medan yang sulit,” terangnya.

Airlangga menambahkan, selain telah dilakukan serangkaian uji coba dalam upaya pengembangan produksi AMMDes-KMW, ketersediaan suku cadang di pasaran juga sudah disiapkan. Di samping itu, distributornya juga telah tersedia.

“Ditargetkan produksi AMMDes-KMW akan terus meningkat menjadi 9.000–15.000 unit per tahun,” tuturnya.

Presiden Direktur PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) Reiza Treistanto mengatakan, AMMDes-KMW yang merupakan karya anak bangsa diproduksi di lahan seluas 7 hektare. Total kapasitas produksinya sendiri mencapai 3.000 unit di tahun 2019 dan dapat ditingkatkan sampai 15.000 unit pada tahun-tahun berikutnya sesuai dengan permintaan pasar.

“PT KMWI menerapkan KMWI Production System yang mengusung konsep lean manufacturing yang akan dikembangkan menuju Smart Factory,” kata Reiza.

Konsep ini merupakan salah satu implementasi teknologi industri 4.0 pada sektor manufaktur. Konsep ini mengaplikasikan sistem konektivitas yang menghubungkan data-data pada shop floor, dengan data di ruang kontrol, untuk memonitor kondisi proses produksi dan pengambilan keputusan produksi.

Selain itu, KMWI Production System juga menjamin kualitas produk AMMDes-KMW yang akan dipasarkan melalui sistem quality built in process di dalam proses produksinya. Juga disempurnakan melalui final inspection process, sehingga produk yang akan dipasarkan telah lolos uji kualitas dan kelengkapan.

“Ke depannya diharapkan AMMDes-KMW dapat berkontribusi secara nyata dalam meningkatkan laju perekonomian masyarakat di pedesaan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Airlangga menegaskan, penggunaan AMMDes-KMW diyakini mampu menopang peningkatan produktivitas pertanian, perkebunan, dan perikanan.

“Alat multiguna ini juga telah diuji coba di kawasan hortikultura, yakni daerah penghasil pisang di Tanggamus, Lampung yang digunakan untuk pengangkutan pisang saat panen untuk menjaga kualitasnya saat diangkut dari kebun ke packing house,” paparnya.

Menurutnya, AMMDes-KMW telah melalui berbagai tahapan pengembangan dan uji coba, termasuk dilakukan uji tipe dengan model dasar, yaitu unit yang dilengkapi dengan flat deck dan fitur power take off (PTO).

Mesin yang digunakan pada model ini telah mengalami penyesuaian untuk mendapatkan performa yang lebih baik, seperti di medan off road dan berbukit.

“Selain itu, model tersebut juga mengaplikasikan sistem penggerak tunggal yang dirancang dengan kecepatan maksimal 30 km per jam dan kapasitas silinder sebesar 650 cc atau setara dengan 14 HP,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, AMMDes-KMW juga dilengkapi dengan sistem suspensi, sabuk pengaman tiga titik dan sistem differential lock pada roda penggerak belakang. Ditambah lagi dengan sistem pengereman hidrolik, rem tangan, lampu sorot depan, lampu belok, lampu rem, lampu mundur, klakson, windshield glass dan wiper.

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) AMMDes-KMW sendiri, diklaim mencapai sekitar 90% dari jumlah komponen yang digunakan dalam setiap unit AMMDes-KMW. Hanya transmisi dan beberapa bagian dari mesin saja yang diakui masih impor.

Untuk uji tipe, lanjut Menperin, sudah dilakukan di Kementerian Perhubungan, dan dalam waktu dekat akan dikeluarkan izinnya.

"Tentunya, AMMDes-KMW akan menjadi solusi bagi masyarakat di pedesaan. Bahkan, salah satunya sedang diuji coba sebagai feeder ambulans di pedesaan. Sebab, ada berbagai wilayah yang memang sulit dijangkau, dengan angkutan ini diharapkan bisa menjangkau masyarakat lebih luas,” tandasnya. (Faisal Rachman) 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar