28 Februari 2019
20:20 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
BANJAR – Nahdlatul Ulama (NU) dan unicorn Bukalapak menjalin kemitraan untuk mendorong usaha kecil menengah (UKM) Nahdliyin atau warga NU agar siap bersaing di era Revolusi Industri 4.0.
Kedua pihak sepakat untuk sama-sama mendorong kesiapan UKM agar dapat masuk dunia digital. Kesepakatan itu, dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar, Banjar, Kamis (28/2).
“Ekonomi NU di akar rumput kita dorong agar go digital. Lewat kolaborasi ini, NU bisa memiliki marketplace sendiri, dengan white label sendiri,” kata Vice President of Product Bukalapak, Zakka Fauzan Muhammad, seperti dilansir Antara.
Diakui Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, NU khususnya UKM Nahdliyin harus siap dengan tantangan perkembangan terkini dengan istilah 4G yaitu grand idea, grand design, grand strategy dan grand control.
“Jika tidak dikelola dengan baik, kita jadi bulan-bulanan diperebutkan oleh orang lain,” singkat Miftachul.
Sementara itu, dalam konteks yang lebih luas, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan perusahaan e-commerce nasional bervaluasi US$1 miliar yaitu Tokopedia, Bukalapak, serta Gojek juga mulai menyusun skema peningkatan kapasitas SDM di bidang ekonomi digital, khususnya bagi pelaku UKM.
Asal tahu saja, pemerintah memang mulai mengalihkan fokusnya dari pembangunan infrastruktur ke peningkatan SDM.
“Saat ini pemerintah tidak lagi bertindak sebagai regulator, namun akan lebih berfungsi sebagai fasilitator dan akselerator. Hal tersebut akan memberikan ruang bagi tumbuhnya inovasi,” kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan UKM Kemenko Perekonomian, Rudy Salahuddin, sebagaimana dikutip dari Antara, Rabu (28/2).
Rudy menuturkan, pemerintah akan mendukung pembangunan SDM lewat peningkatan adopsi dan literasi digital, peningkatan dan penyesuaian keahlian (skills), serta pengembangan pelaku usaha.
Upaya peningkatan kualitas SDM, kata Rudy, akan berdampak pada perkembangan ekonomi digital yang juga akan mendorong pemerataan manfaat ekonomi yang menyeluruh.
“Berkembangnya aplikasi marketplace misalnya, memiliki kontribusi besar untuk mengurangi angka pengangguran, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan inklusivitas keuangan,” katanya.
Ucapan Rudy itu bukanlah tak berdasar. Jika menilik dari riset dari Lembaga Demografi Universitas Indonesia, keberadaan Gojek nyatanya mampu memberikan dampak bagi perekonomian nasional.
Tercatat, unicorn yang lahir pada tahun 2010 itu telah memberikan kontribusi sebanyak Rp8,2 triliun per tahun melalui penghasilan mitra pengemudi. Tak hanya itu, lewat mitra UMKM, Gojek juga punya sumbangsih hingga Rp1,7 triliun.
Senada, Bukalapak juga telah memberdayakan 500 ribu warung dan merangkul sebanyak 4 juta pelapak yang tersebar di seluruh Indonesia. Sementara di sisi karyawan, setidaknya perusahaan dengan revenue tahunan sebanyak US$8,3 juta itu telah memberikan kesempatan kepada 2.500 orang untuk mengais rezeki.
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani meminta para pengusaha untuk cepat beradaptasi, agar usaha yang dijalankan tetap berkelanjutan sesuai perkembangan tren perekonomian saat ini.
“Bertumpu kepada potensi yang ada, pengusaha harus selalu melakukan antisipasi terhadap tren perubahan yang akan terjadi, mengembangkan inovasi-inovasi baru dengan memanfaatkan kemajuan teknologi,” kata Rosan.
Selain itu, Rosan juga menghimbau para pelaku usaha untuk dapat melakukan kolaborasi agar bisnis yang dijalankan menjadi lebih efektif dan efisien. (Shanies Tri Pinasthi)