23 April 2020
13:48 WIB
JAKARTA - Di tengah pandemi covid-19, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Barata Indonesia (Persero) tetap mengekspor komponen pembangkit listrik, dengan tujuan Armenia.
Kali ini, Barata Indonesia mengekspor komponen Steam Turbine Condenser serta Combustion Chamber yang akan digunakan di proyek Yerevan -2 Combine Cycle Power Plant di Armenia.
“Untuk komponen pembangkit listrik kali ini, Pabrik Komponen Turbin-Divisi Pembangkit yang terletak di Cilegon, membutuhkan waktu 17 ribu jam atau kurang lebih 8 bulan dalam menyelesaikan order tersebut. Saat ini produk telah siap untuk dikapalkan ke Armenia,” kata Direktur Utama Barata Indonesia Fajar Harry Sampurno dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (23/4)
Ia mengatakan ekspor produk komponen pembangkit listrik tersebut semakin mengukuhkan kompetensi Barata Indonesia di bidang pembangkit listrik. Karena itu, dirinya berharap perusahaan lokal tanah air juga ikut menggunakan produk komponen pembangkit listrik yang diproduksi oleh perusahaan manufaktur lokal.
Fajar menambahkan, dari sisi kualitas, cara kerja, dan desain, sumber daya manusia (SDM) Indonesia sudah sangat mumpuni dan sanggup untuk mengerjakan komponen pembangkit listrik.
Ke depan, ia berharap produk dari PT Barata Indonesia dapat digunakan untuk oleh industri dalam negeri terutama BUMN sebagai bagian dari sinergi BUMN dan saling menguatkan satu sama lain.
“Kualitas produk yang dihasilkan oleh PT Barata Indonesia tidak perlu diragukan lagi,” ujarnya.
Untuk diketahui, proyek Yerevan-2 adalah proyek 250 MW combined-cycle power project yang dibangun di lokasi pembangkit Yerevan-1 yang terletak 10 km ke arah selatan kota Yerevan, Armenia. Proyek ini merupakan proyek Independent Power Plant (IPP) pertama di negara Armenia.
Pembangkit Yerevan-2 yang dibangun dan dioperasikan oleh ArmPower akan beroperasi selama 25 tahun. ArmPower merupakan sebuah perusahaan patungan antara perusahaan asal Italia Renco and Simest dengan kepemilikan saham 60% dan Siemens Project Venture dengan kepemilikan saham 40%.
Ekspor kali ini bukanlah kali pertama bagi Barata Indonesia. Sebelumnya, Barata Indonesia juga telah mengekspor komponen pembangkit listrik ke berbagai negara lain. Seperti Condenser & LP Outer Casing (Brasil, Argentina dan Pakistan), komponen Blade Ring (Panama, Argentina, Brazil dan Pakistan), Inner Casting (Bangladesh) serta Combustion Chamber (Taiwan).
Baca Juga:
Untuk diketahui, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total perdagangan kedua negara tumbuh dengan tren 3,49% periode 2015-2019. Namun, dalam dua tahun terakhir, total perdagangan mulai turun.
Di 2019, total perdagangan kedua negara mencapai US$2,47 juta, turun 31,58% dibandingkan tahun sebelumnya senilai US$3,58 juta. Penururan tersebut disumbang baik sisi ekspor maupun impor. Pada 2019, ekspor Indonesia mencapai US$2,43 juta, turun 22,11% dibandingkan 2018 sebesar US$3,12 juta. Penurunan di sisi impor lebih tajam. Yakni, dari US$457,5 ribu menjadi US$42,5 ribu atau terjun bebas 90,71%.
Seiring berkurangnya total perdagangan, surplus yang dikantongi Indonesia turut menyusut. Di 2019, surplus bagi Indonesia sebesar US$2,39 juta, turun 10,48% dari US$2,67 juta.
Terkini, pada periode Januari-Februari 2020, total perdagangan Indonesia dengan negara yang pernah menjadi bagian Uni Soviet itu mencapai US$193,2 ribu, anjlok 65,48% dibandingkan periode yang sama 2019 senilai US$559,6 ribu. Rinciannya, ekspor Indonesia sebesar US$192,9 ribu dan impor US$0,2 ribu.(Rheza Alfian)