09 Oktober 2018
16:19 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
KUPANG – Menjadi tuan rumah perhelatan ekonomi terbesar di dunia, berbagai sisi pun disiapkan pemerintah. Mulai dari keamanan dan kenyamanan venue, jaringan telekomunikasi yang andal, paket wisata usai acara rampung, hingga area parkir pesawat yang mengangkut delegasi pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia.
Salah satunya adalah Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Apron bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I ini sudah siap digunakan untuk parkir pesawat yang digunakan oleh delegasi.
"Saat ini apron yang kami bangun sudah selesai dan siap digunakan bagi pesawat delegasi yang akan diparkir di Bandara EL Tari," kata Sales and Shared Services Department Head PT Angkasa Pura I Bandara El Tari Kupang Kadir Usman di Kupang, Selasa (9/10), dilansir dari Antara.
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan persiapan dari Bandara El Tari Kupang, dalam menyambut kedatangan sejumlah pesawat delegasi IMF-WB jika sejumlah bandara yang disiapkan, seperti di Bali, Lombok dan Surabaya tak bisa lagi menampung pesawat.
Untuk diketahui, pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 yang dilangsungkan di Nusa Dua, Bali pada 8-15 Oktober 2018 merupakan pertemuan terbesar dunia dalam bidang ekonomi. Pertemuan tersebut dijadwalkan akan dihadiri oleh para pemimpin lembaga keuangan dunia, menteri-menteri yang membidangi urusan ekonomi dan moneter, serta pengusaha-pengusaha dari berbagai sektor usaha.
Pertemuan IMF-WB 2018 di Bali ini disebut-sebut sebagai yang terbesar dibandingkan kegiatan yang sama sebelumnya dari sisi jumlah peserta. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah peserta yang hadir tercatat menembus angka 30.000 orang yang berasal dari 189 negara.
Kadir menyatakan bahwa selesainya pembangunan apron itu sesuai dengan harapan karena memang pada awalnya pihaknya menargetkan selesai pada Senin (8/10).
"Saat kami tinggal menunggu saja, jika ada pesawat yang datang maka kami sudah siap," tuturnya.
Apron baru itu mampu menampung tiga pesawat Air Bus atau Boeing 737. Juga, bisa menampung enam pesawat jenis ATR.
Sebelumnya, lanjut Kadir, pihaknya telah memiliki rencana untuk membangun apron sejak 2017. Rencana tersebut baru terealisasi saat Angkasa Pura meminta El Tari untuk menyiapkan apron khusus bagi pesawat-pesawat delegasi yang akan menginap di Kupang.
"Tetapi baru terealisasi tahun ini. Dan kebetulan bertepatan dengan adanya pertemuan IMF-WB jadi bisa digunakan nanti untuk tempat parkir pesawat delegasi IMF-WB," tambahnya.
Saat ini ada dua maskapai penerbangan yang sudah memesan tempat parkir di apron yang baru itu untuk meningkatkan frekuensi penerbangan pesawatnya.
"Bandara El Tari Kupang terus berbenah, mulai dari perluasan apron, terminal penumpang serta akan dibuatkan lantai dua. Semuanya sedang dalam proses, demi meningkatkan pelayanan kepada para konsumen," ujarnya.
Berkaitan dengan perhelatan yang sama, otoritas Bandara Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, menyatakan bandara tersebut sudah bisa menampung delapan pesawat terbang setelah sebelumnya hanya mampu empat pesawat terbang.
"Kami sudah lakukan perluasan tempat parkir pesawat atau apron dari yang semula hanya mampu menampung empat pesawat saat ini sudah bisa delapan pesawat," kata Kepala Bandara Komodo, Labuan Bajo Djarot Subianto di Kupang, Selasa (9/10), dikutip dari Antara.
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan kesiapan bandara tersebut dalam menyambut kedatangan peserta atau delegasi Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia yang akan berkunjung ke kawasan wisata itu.
Diperkirakan usai pertemuan selesai diadakan, jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke kawasan wisata Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo sendiri mencapai ribuan.
Ia mengatakan bahwa sebelumnya memang sudah ada permintaan dari pusat agar diperluas bandara tersebut, sehingga siap untuk menyambut kedatangan para wisatawan khususnya wisatawan delegasi IMF-WB tersebut.
"Apron yang kami siapkan itu, kalau untuk jenis pesawat ATR mampu menampung delapan pesawat, namun jika pesawat jenis Airbus hanya mampu dua pesawat saja," tambahnya.
Ia menegaskan, pihaknya siap melayani kehadiran para tamu tersebut dengan memberikan yang terbaik saat berada di Bandara Komodo.
Senada, pemerintah Kabupaten Manggarai Barat juga mengaku siap menyambut kedatangan tamu setelah peserta pertemuan IMF-WB selesai menjalani kegiatannya di Bali.
"Labuan Bajo sudah siap menyambut tamu IMF-WB yang saat ini sudah menyelenggarakan pertemuan di Bali," kata Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dula.
Ia mengatakan belum mengetahui secara pasti jumlah tamu yang akan berwisata ke Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo, namun diperkirakan mencapai ribuan orang.
Parkiran APEC
Menyongsong perhelatan ekonomi lainnya, APEC, yang akan digelar di di Port Moresby, Papua Nugini (PNG) pada November mendatang, otoritas Bandara Sentani dan Merauke menyatakan siap menampung pesawat delegasi setelah pesawat tersebut menurunkan penumpangnya.
Kepala Bandara Sentani Anthonius Prabtono di Jayapura, Selasa (9/10), mengatakan, pihaknya siap menerima pesawat-pesawat milik anggota delegasi APEC yang ingin memarkirkan pesawatnya.
Di kutip dari Antara, Prabtono menyebutkan surat pemberitahuan dari Kementerian Perhubungan terkait permintaan Bandara Sentani menjadi tempat parkir pesawat sudah diterima. Bandara Sentani mendapat jatah untuk lima pesawat yang akan parkir, namun belum diketahui pasti jenis pesawat, dari negara mana dan kapan pesawat tersebut mendarat.
“Yang pasti Bandara Sentani mendapat jatah lima pesawat yang akan memarkirkan pesawatnya selama pelaksanaan APEC di Port Moresby,” kata Prabtono seraya menambahkan, hingga kini belum ada persiapan khusus untuk kegiatan tersebut.
Bandara Sentani memiliki panjang landasan sepanjang 3.000 meter.
Hal serupa juga dikatakan plt Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Mopah, Merauke, Ceppy Triono. Dihubungi di Jayapura, ia mengatakan, pihaknya siap mendukung dan menerima bila ada pesawat delegasi APEC memarkirkan pesawatnya di Merauke.
Menurutnya, Bandara Merauke sudah menerima pemberitahuan dari Jakarta namun belum diketahui pasti jadwalnya pesawat delegasi APEC akan diparkir di bandara yang memiliki landasan sepanjang 2.500 meter itu.
“Pada prinsipnya kami siap menerima pesawat-pesawat milik delegasi APEC yang ingin parkir di Bandara Mopah, Merauke,” kata Triono.
Untuk diketahui, berdasarkan Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku Pada Kementerian Perhubungan tarif jasa penempatan dan penyimpanan pesawat di bandara di hitung per 12 jam tiap 1.000 kilogram bobot pesawat.
Untuk penyimpanan pesawat di Bandara Kelas Utama/Kelas I Khusus untuk penerbangan dalam negeri, tarif tiap 1.000 Kg per 12 jam atau bagiannya sebesar Rp1.200. Untuk Bandara Kelas I, tarifnya Rp1.100.
Tarif untuk kelas bandara di bawahnya lebih murah. Yakni, bandara Kelas II Rp950. Sementara, Bandara Kelas III, IV dan Satuan Layanan dikenai tarif Rp700.
Untuk penerbangan luar negeri, tarif penyimpanan pesawat di Bandara Kelas Utama/Kelas I Khusus dikenai tarif US$0,70 tiap 1.000 kg per 12 jam. Bandara Kelas I tarif penyimpanan mencapai US$0,6 dan Bandara Kelas II,III, dan IV (Satuan Pelayanan) US$0,45.
Penggunaan bandara untuk pesawat udara di luar jam operasi dihitung per sekali lepas landas dan/atau pendaratan dengan perhitungan yaitu tarif jasa pendaratan dikalikan jumlah jam penggunaan bandara di luar jam operasi dengan tarif minimum Rp40.000,00.
Sementara penggunaan bandara alternatif (alternative aerodrome) dihitung per sekali pendaratan atau lintas sesuai dengan kelas bandara, jenis penerbangan dan bobot pesawat dengan perhitungan 25 % kali tarif jasa pendaratan pesawat udara. (Fin Harini)