17 Maret 2025
20:28 WIB
Bos PLN Ungkap Kesiapan SPKLU Layani Pengguna EV Saat Mudik
Jumlah SPKLU di titik dengan okupansi tinggi telah ditambah 7,5-8 kali lipat dibanding periode Mudik Lebaran 2024.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
SPKLU di Rest Area KM 379, Grinsing, Jawa Tengah. ValidNewsID/Leo Wisnu
JAKARTA - Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo membeberkan kesiapan fasilitas pengisian daya kendaraan listrik atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) jelang periode Mudik Lebaran 2025 mendatang.
Pada periode Mudik Lebaran 2025, PT PLN harus mengeluarkan effort lebih keras untuk melayani pengguna EV. Pasalnya, PLN memproyeksi ada lonjakan mobil listrik yang mengaspal dalam perjalanan mudik.
"Ini juga kita membandingkan Nataru tahun sebelumnya (2023) dengan Nataru tahun ini (2024) ternyata meningkat 4 kali lipat. Jadi untuk Ramadan dan Lebaran 1446 ini kita perkirakan lima kali lipat," jelas Darmawan dalam konferensi pers di Kantor Badan Pengelola Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Senin (17/3).
Baca Juga: SPKLU PLN Meroket 299% Sepanjang 2024
Sebagaimana diketahui, PLN memperkirakan jumlah pengguna mobil listrik bakal meningkat 500% dibanding periode Mudik Lebaran 2024. Tahun lalu, hanya 4.314 mobil listrik di jalur mudik, sedangkan tahun ini diperkirakan mencapai 21.570 unit mobil listrik.
Darmawan memperkirakan, ada 108 titik SPKLU dengan okupansi tinggi pada periode Lebaran 2025 nanti. Sehingga, PLN bakal meningkatkan jumlah SPKLU di titik-titik tersebut sebanyak 7,5-8 kali lipat. Untuk SPKLU dengan okupansi rendah pun, PLN menambah jumlahnya, tetapi hanya dua kali lipat.
"Untuk itulah maka okupansi yang tinggi ini SPKLU-nya kami tambah secara drastis karena memang itu adalah jalur mudik. Kemudian untuk okupansi yang rendah pun masih kami tambah mendekati dua kali lipat, tapi itu di daerah-daerah yang memang selama mudik kemarin peningkatan jumlah charging-nya tidak bertambah secara banyak," jabarnya.
Berdasarkan perhitungannya, pengguna mobil listrik bakal melakukan pengisian daya di sekitaran Cirebon, Tegal, dan Batang jika mereka melakukan perjalanan dari Jakarta menuju ke arah timur Pulau Jawa.
Lalu pengisian daya kedua, bakal dilakukan pemudik di Semarang, Jawa Tengah. Kemudian, berlanjut ke Madiun, hingga Surabaya, Jawa Timur. Perhitungan itu didasarkan pada rerata jarak tempuh mobil listrik yang berada di rentang 350 km.
Namun demikian, pengguna mobil listrik yang melakukan perjalanan luar kota pada umumnya melakukan pengisian daya di jarak 200 km-250 km.
"Itu kalau dari Jakarta, sekitar di Cirebon sampai ke Tegal dan sampai ke Batang, itu sekitar jaraknya sekitar 200 sampai 250 km. Jadi itu adalah daerah-daerah yang okupansinya tinggi," kata dia.
Dijelaskannya, saat ini sudah ada SPKLU tipe fast charging di setiap rest area jalan tol. SPKLU itu, sambung Darmawan, tersedia di rata-rata setiap 22 km perjalanan mudik.
"Pertama itu di setiap rest area sudah ada SPKLU yang fast charging dan jarak satu dengan yang lain hanya 22 km," imbuh Darmawan.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan Bangun 63 Ribu Unit SPKLU Sampai 2030
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan PT PLN sudah mempersiapkan ada sekitar 3.600 SPKLU di seluruh Indonesia untuk periode Mudik Lebaran 2025. Dari angka itu, sebanyak 1.000 SPKLU disiapkan khusus di jalur tol.
Untuk periode Hari Raya Idulfitri 2025, sambungnya, ada potensi peningkatan transaksi di SPKLU sebanyak lima kali lipat dibanding transaksi yang tercatat pada Mudik Lebaran 2024 atau tahun sebelumnya.
"Jadi untuk kesiapan dari sisi teknis, apakah di colokan atau segala macam, itu justru sudah menyesuaikan dengan standar kendaraan listrik yang ada," pungkas Yuliot Tanjung.