13 Juli 2019
15:59 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Direktur Operasi PT Dahana Persero Bambang Agung memastikan akan melanjutkan ekspor produk bahan peledak ke Australia pada Agustus 2019 mendatang. Jumlahnya, sebanyak 86 ribu kilogram atau setara delapan kontainer.
"Dahana akan melakukan shipment (pengiriman) kedua ke Australia sebanyak 86 ribu kilogram atau delapan kontainer produk bahan peledak untuk dipasarkan Johnex Explosives," kata Bambang saat menerima kunjungan Menteri BUMN Rini Soemarno di perhelatan Pacific Exposition 2019, Auckland, Selandia Baru, seperti dilansir Antara, Sabtu (13/7).
Bambang mengatakan bahwa perusahaan bahan peledak asal Australia, Johnex Explosives, telah sepakat untuk setiap tahunnya membeli produk bahan peledak berjenis Cartridge Emulsion dari Dahana lebih kurang 8 kontainer tiap tahunnya. Pada Maret 2019 lalu, PT Dahana telah mengirim tiga kontainer Cartridge Emulsion sebanyak 37.500 Kg.
Selain Australia, saat ini Dahana juga sedang membidik pasar ekspor ke Timor Leste dan Fiji. Bambang mengatakan untuk menggenjot pasar ekspor bahan peledak tidak mudah. Persaingan antarprodusen bahan peledak di pasar global cukup ketat.
"Kami mencoba menembus pasar Australia yang notabene daerah dengan hegemoni salah satu pemain bahan peledak dunia. Kami percaya diri dengan produk yang kami hasilkan di Energetic Material Center di Subang, Jawa Barat," ujarnya.
Bagi PT Dahana sendiri, ekspor ini dikatakan akan meningkatkan daya saing produk-produk bahan peledak Dahana di pasar Australia. Selain itu juga dapat memperluas pasar perseroan. Hal ini sesuai dengan nilai budaya PT Dahana yaitu aliansi global dengan perusahaan-perusahaan mitra termasuk di Australia.
Dalam kesempatan itu, Dahana juga berkonsultasi dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Bambang mengungkapkan tantangan masuk pasar ekspor di wilayah negara-negara Pasifik adalah akses transportasi kapal kargo yang sulit menuju ke wilayah tersebut.
"Kalaupun ada harus sewa yang tentunya akan mempengaruhi harga jual bahan peledak menjadi tidak kompetitif lagi," ujar Bambang.
Sebelumnya, General Manager Divisi Tambang Umum 2 PT Dahana, Abdul Haris Atbaro, mengutarakan dengan terjalinnya kemitraan dengan perusahaan di Australia, memungkinkan Dahana memiliki peluang baru untuk memasarkan produk-produk lainnya ke Australia.
"Ekspor ini salah satunya adalah peluang untuk mengekspor pentolite booster 150 gram sekitar 40.000 pcs (unit.red) per tahun dan non electric detonator sekitar 30.000 pcs per tahun," kata Haris.
Sebagai informasi, Dahana merupakan BUMN yang bergerak di bidang bahan peledak komersial dan pertahanan. Berkantor pusat di Subang, Jawa Barat, Dahana memiliki lini bisnis utama di bidang Drilling and Blasting, Explosives Manufacturing, Related Services dan Defence Related. Dahana juga melayani sektor usaha pertambangan umum, kuari dan konstruksi, minyak dan gas, serta bahan peledak pertahanan.
Ekspansi Pasar
Menanggapi rencana ekspor yang akan dilakukan BUMN Indonesia itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M. Soemarno mendorong Dahana agar lebih meningkatkan penetrasi ekspor ke pasar global.
"Bagus, kami di Kementerian BUMN sangat mendukung dan bangga atas pencapaian ini," ungkap Menteri BUMN RI melalui siaran pers, Sabtu (13/7).
Melalui kunjungan ke acara “the 1st Pacific Exposition” di SkyCity Convention Center, Auckland, Selandia Baru pada Jumat (12/7), Rini memberikan dukungan bagi BUMN untuk berkiprah di kancah internasional. Dalam ajang ini, beberapa BUMN di berbagai sektor industri ikut berpartisipasi menampilkan berbagai produk unggulannya.
“Saya menyambut baik inisiatif-inisiatif yang dilakukan BUMN untuk terus menunjukkan kiprahnya di dunia internasional serta mendorong investasi di dalam negeri,” ungkap Menteri Rini.
Pameran investasi dan bisnis berskala Asia Pasifik ini kali pertama diadakan dan diikuti oleh 20 negara di kawasan. Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari demografi dan geografi, Indonesia memiliki peran strategis dalam peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan di wilayah Asia Pasifik.
“Kita punya produk-produk unggul di bidang dirgantara misalnya. Beberapa pesawat buatan PT DI sudah dipasarkan di luar negeri. Lalu ada kereta api buatan INKA dan produk-produk lainnya. Ini yang terus kita dorong bagaimana BUMN tidak hanya menjadi pemain di pasar lokal tetapi juga di pasar global,” imbuh Menteri Rini.
Ada pun produk-produk yang ditampilkan dalam pameran tersebut antara lain produk pertambangan oleh PT Antam, PT Inalum, PT Bukit Asam dan PT Timah. Juga, produk energi yang diusung oleh PT Pertamina, PT PLN dan PT PGN.
Di sektor perkebunan terdapat produk-produk dari PTPN, PT Bulog dan Pupuk Indonesia. Lantas, di sektor infrastruktur dan properti terdapat produk-produk dari PT Adhi Karya, Waskita Karya, Jasa Marga, Wijaya Karya, PT PP dan Hutama Karya.
Pameran tersebut juga diikuti oleh industri strategis yakni PT Barata, PT Inuki, PT INKA, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT Dahana, PT LEN Industri dan PT Pindad, PT Semen Indonesia. Serta, BUMN di sektor telekomunikasi dan percetakan yakni PT Telkom dan Peruri.
BUMN lainnya yang juga menampilkan produknya adalah BUMN sektor perbankan, penerbangan dan pariwisata, dan sektor transportasi laut. (Bernadette Aderi)