30 Mei 2020
17:00 WIB
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengandalkan jaringan agen46 atau layanan keuangan tanpa kantor. Hal ini diperuntukkan bagi nasabah yang ingin mengakses kredit usaha rakyat (KUR) saat menghadapi pola tatanan baru atau new normal.
"Calon debitur tidak perlu datang ke gerai BNI untuk memenuhi jaga jarak fisik yang dianjurkan pemerintah," kata Direktur Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) BNI Tambok P Setyawati di Jakarta, seperti dikutip Antara, Sabtu (30/5).
Bank BUMN ini mencatat hingga triwulan pertama tahun ini, total ada 160.341 agen di seluruh Indonesia, atau naik 36,6% jika dibandingkan periode sama 2019.
Dengan menjadi referensi pelaksana KUR dari bank pelat merah ini, agen tersebut akan mendapatkan tambahan pendapatan dengan nilai tertentu untuk setiap transaksi.
Salah satu agen46 yang menjadi penyalur KUR adalah toko kelontong milik Khusnul Khotimah di Desa Maesan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Selain melayani KUR, warung yang menjadi agen sejak 2017 ini juga bertugas menyalurkan sembako pemerintah kepada warga terdampak wabah virus corona. Sedangkan BNI membekali tokonya dengan mesin transaksi elektronik (EDC), papan nama, brosur, serta memberikan pendampingan usaha.
Rata-rata tiap bulan, ia melayani 300-400 transaksi perbankan di antaranya setor tunai, transfer, buka rekening, pembayaran tagihan BPJS, listrik, dan air, membeli pulsa hingga bayar tiket kereta.
"Saya merasa senang bisa membantu program pemerintah seperti Bansos, PKH, BPNT, atau bantuan sembako keluarga sejahtera yang terdampak covid-19 sekaligus dapat meningkatkan taraf ekonomi keluarga dan berkontribusi secara sosial," ujarnya.
Sementara itu, realisasi KUR di bank pelat merah ini pada periode Januari-Maret 2020 mencapai Rp5,48 triliun kepada 57.910 debitur.
Ikuti Pola New Normal
Sebelumnya, BNI sudah memiliki rencana untuk segera mengubah gerai konvensional menjadi digital. Hal ini demi menyesuaikan pola normal baru di tengah pandemi covid-19.
"Kami akan terus mendorong dan mengarahkan nasabah baik individu maupun institusi agar mengalihkan transaksinya menggunakan digital," kata Wakil Direktur Utama BNI Anggoro Eko Cahyo ketika mengunjungi kantor cabang di Rawamangun, Jakarta Timur, seperti dikutip Antara, Selasa (26/5).
Digitalisasi layanan terdepan yang berhubungan langsung dengan nasabah, proses bisnis, hingga model penjualan akan dimaksimalkan dengan didukung teknologi informasi.
Gudang data dan sistem layanan nasabah (CRM) juga akan dioptimalkan sebagai salah satu mesin layanan yang mempermudah dan mempercepat transaksi sehingga berdampak kepada peningkatan bisnis korporasi.
Anggoro menambahkan, new normal atau normal baru menjadi cara baru dalam perilaku, interaksi, komunikasi hingga transaksi yang mengedepankan kesehatan dan produktivitas.
Normal baru tersebut, lanjut dia, menjadi dasar bagi bank pelat merah ini mengimplementasikan berbagai strategi dan inovasi di berbagai fungsi dan lini unit.
Selama masa pandemi virus Corona, bank BUMN ini mencatat pertumbuhan transaksi digital pada kuartal I-2020 yang melonjak 31% dibandingkan periode sama 2019, terutama dipicu transaksi mobile banking.
Pada periode Januari-Maret 2020, transaksi mobile banking mencapai 63 juta kali dengan nominal Rp103,4 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 43 juta dengan nominal Rp56,1 triliun.
Begitu juga untuk segmen korporasi, transaksi digital naik 55%, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun 2019 mencapai 44%.
"Itu menunjukkan nasabah institusi sudah beralih ke transaksi digital, khususnya untuk nasabah giro, juga debitur. Semua debitur kami sudah mulai menggunakan Cash Management BNI tahun ini," katanya. (Fitriana Monica Sari)