14 Juni 2019
18:16 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Target ekspor pulp dan kertas nusantara dipatok bisa mencapai US$9 miliar pada tahun 2019. Nilai ekspor yang lebih besar 12,5% dibandingkan tahun lalu ini dipercaya mampu terpenuhi karena adanya penambahan lini produksi dari beberapa anggota Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI).
“Tahun lalu US$8 miliar, kami berharap tahun ini bisa mencapai US$9 miliar,” ujar Ketua Umum APKI, Aryan Warga Dalam, di Jakarta seperti dilansir Antara, Jumat (14/6).
PT Asia Pulp and Paper (APP) di Sumatra Selatan menjadi salah satu perusahaan yang menambah kapasitas produksinya menjadi dua lini. Aryan mengharapkan penambahan tersebut bisa mendongkrak target ekspor tahun ini.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi sektor industri ini pada kuartal I-2019 terpantau menggeliat secara tahunan. Pasalnya, tercatat pertumbuhan produksi industri pulp dan kertas sebesar 8,20% untuk manufaktur sedang dan besar. Namun jika dibandingkan kuartal sebelumnya, justru terjadi penurunan produksi 3,72%.
Jika produksi bertambah, Aryan meyakini ekspor pun bisa meningkat. Pasalnya ia mengklaim, produk pulp dan kertas nasional termasuk industri yang memiliki daya saing kuat di pasar global. Hal tersebut dikarenakan bahan baku berupa kayu banyak tersedia di Tanah Air. Selain itu, industri ini juga didukung mesin dan peralatan yang mutakhir.
“Daya saing kita cukup kuat. Makanya di beberapa negara dituduh dumping dan sebagainya. Karena bahan baku kita itu ada di sini. Kalau di Indonesia tumbuhnya lima tahun, di negara lain bisa 25 tahun,” papar Aryan.
Berdasarkan kinerja ekspornya, industri kertas berhasil menduduki peringkat pertama dan industri pulp peringkat ketiga untuk ekspor produk kehutanan selama tahun 2011-2017. Pada 2017, kedua industri tersebut menyumbang devisa negara sebesar US$5,8 miliar. Di mana nilai tersebut berasal dari kegiatan ekspor pulp senilai US$2,2 miliar. Sementara itu, ekspor kertas senilai US$3,6 miliar.
Negara tujuan ekspor pulp sendiri lebih menyasar China, Korea, India, Bangladesh, dan Jepang. Adapun negara tujuan ekspor untuk produk pulp didominasi oleh negara-negara di Asia.
Sedangkan negara tujuan ekspor kertas melingkupi Jepang, Amerika Serikat, Malaysia, Vietnam, dan China. Lalu produk kertas asal Indonesia yang nilai tambahnya lebih tinggi diekspor ke negara-negara di Asia, Afrika, hingga Amerika.
Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian Industri Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara menyampaikan, industri pulp dan kertas mampu menyerap sebanyak 260 ribu tenaga kerja langsung. Ditambah lagi industri ini mampu menyerap 1,1 juta tenaga kerja tidak langsung.
Guna mendongkrak kemampuan industri pulp dan kertas nasional, Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) di Bandung sebagai salah satu lembaga riset di bawah BPPI Kemenperin telah berperan aktif dalam upaya pengembangan standar hijau.
“Jadi, proses produksi di industri mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya secara berkelanjutan,” ujar Ngakan. (Teodora Nirmala Fau)