c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

18 Februari 2019

20:36 WIB

Akses Sulit Sebabkan Pemanfaatan Bandara Kertajati Kurang Optimal

Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) yang diharapkan dapat mempermudah akses ke Bandara Kertajati ditarget selesai pada 2020

Akses Sulit Sebabkan Pemanfaatan Bandara Kertajati Kurang Optimal
Akses Sulit Sebabkan Pemanfaatan Bandara Kertajati Kurang Optimal
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. twitter.com/infobijb

BANDUNG - Akses yang masih sulit dinilai menjadi penyebab kurang optimalnya pemanfaatan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Pasalnya, Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) yang diharapkan dapat mempermudah akses ke Bandara Kertajati belum selesai dibangun.

Dengan demikian, untuk mengakses bandara yang terletak di Kabupaten Majalengka itu, warga Bandung dan Pariangan Timur harus memutar melewati Tol Cipali atau Kabupaten Sumedang yang memerlukan waktu berjam-jam.

“Problem Kertajati kan masalah akses, Cisumdawunya. Presiden sendiri menyampaikan kan. Tapi sementara proses itu, kita akan full di umrah dan haji,” kata Gubernur Jawa Barat, M. Ridwan Kamil atau Emil, di Bandung, seperti dilansir Antara, Senin (18/2).

Dilansir dari situs BIJB Kertajati, Tol Cisumdawu ditargetkan akan mulai beroperasi pada tahun 2020.

Sementara itu, tahun ini, Bandara Kertajati akan menjadi embarkasi pemberangkatan dan kedatangan umrah dan haji Jawa Barat. Berbagai pihak terkait, katanya, sudah menyanggupi hal tersebut.

 "Karena itu kan perjalanan travelling yang tidak terlalu se-dinamis business trip, karena ada schedule flight. Saya kira itu saja yang paling realistis ya," ujarnya.

 Karena itu, rencana pemindahan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara di Bandung ke Bandara Kertajati masih dalam pembahasan. Terkait rencana untuk mengoptimalkan fungsi BIJB Kertajari itu, Emil mengatakan, ada dua opsi.

Opsi pertama ialah pemindahan 100% penerbangan komersial Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati. Sementara, opsi kedua, penerbangan yang dipindahkan hanya sebagian. Dengan demikian, kedua bandara akan tetap berfungsi sebagai bandara komersial.

Sebelumnya, Emil mengatakan, Kawasan Aerocity Bandara Kertajati akan dimasukkan ke dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Segitiga Rebana (Cirebon-Patimban-Kertajati). KEK yang akan dibangun oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat ini berada di antara segitiga Cirebon, Patimban, dan Kertajati.

Menurut dia, kawasan dengan luas puluhan ribu hektare tersebut akan menjadi pusat industri padat karya. Di antara industri itu adalah industri pindahan dari kawasan bantaran Sungai Citarum.

KEK itu dibuat supaya pengusaha di Jawa Barat mendapatkan berbagai kemudahan dalam menjalankan usaha. Tahun ini, pihaknya akan mulai mengkaji studi perencanaan terkait KEK Segitiga Rebana. Tahun depan, konstruksi kawasan ekonomi itu diharapkan dapat dimulai sehingga pemindahan kawasan industri bisa dilakukan pada tahun ketiga atau tahun 2021.

Selain itu, pihaknya juga telah berkordinasi dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Emil mengimbau industri-industri yang berada di kawasan Sungai Citarum untuk pindah. Apindo sendiri bersedia pindah ke Jawa Barat bagian timur jika Pemprov Jawa Barat menyediakan lahan dan KEK.

"Kalau pengusaha sebenarnya, kita ingin pindah ke Jawa Barat bagian timur," kata Ketua Apindo Jawa Barat, Deddy Wijaya, beberapa waktu lalu, seperti dilansir Antara.

Deddy menjelaskan kawasan timur yang terbentang dari mulai Subang, Majalengka, Indramayu, Cirebon dan Kuningan menurutnya sudah lama diminati pengusaha karena makin kompleksnya persoalan industri di Jawa Barat bagian barat, terutama urusan upah yang terus naik setiap tahun.

"Mereka berharap industri bisa masuk ke sana dengan upah yang murah," ujarnya.

Pihaknya mengaku sudah meminta agar relokasi industri ditempatkan dalam kawasan khusus seperti KEK industri agar pengusaha mendapatkan banyak kemudahan dari pemerintah daerah maupun pusat.

"Pak Gubernur Jabar sudah bersedia membantu. KEK ini jadi magnet pengusaha agar mau pindah," kata dia. (Sanya Dinda)

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar