c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

01 Maret 2019

17:07 WIB

AirAsia Tutup Rute Silangit-Kuala Lumpur, Pariwisata Toba Ketar-ketir

Jumlah wisman dari Malaysia pada Januari 2019 berkontribusi hingga 60,59% dari total turis yang berkunjung ke Sumatra Utara

Editor: Agung Muhammad Fatwa

AirAsia Tutup Rute Silangit-Kuala Lumpur, Pariwisata Toba Ketar-ketir
AirAsia Tutup Rute Silangit-Kuala Lumpur, Pariwisata Toba Ketar-ketir
Maskapai penerbangan Air Asia. ANTARA FOTO/Lucky R

MEDAN – Pelaku wisata menyesalkan penutupan rute penerbangan internasional Bandara Silangit-Kuala Lumpur-Silangit oleh maskapai AirAsia terhitung hari ini, Jumat (1/3). Langkah ini dikhawatirkan secara tidak langsung berimbas pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Toba. Apalagi mengingat selama ini wisatawan yang berkunjung ke destinasi tersebut cukup banyak.

“Tentunya dengan ditutupnya rute penerbangan AirAsia ke Bandara Silangit dari Kuala Lumpur akan berdampak pada penurunan wisatawan," keluh salah seorang pelaku pariwisata di Danau Toba, Obet Simarmata, seperti dilansir Antara, Jumat (1/3).

Hal ini menurutnya kontraproduktif dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Tanah Air. Salah satunya ke kawasan Danau Toba yang saat ini terus berbenah agar wisatawan mancanegara lebih banyak datang. Soal pariwisata Danau Toba secara keseluruhan, diharapkan tahun ini akan ada sebanyak 1 juta wisman yang akan berkunjung ke Danau Toba.

Mengutip data Badan Pusat Statistik Sumatra Utara, turis dari Malaysia memang menjadi penyumbang terbesar pada total kedatangan wisman di kawasan tersebut. Tercatat, jumlah wisman dari Malaysia mencapai 8.573 kunjungan pada Januari 2019. Angka ini setara dengan 60,59% dari total wisman yang berkunjung di Sumatra Utara sebanyak 14.149 kunjungan pada periode yang sama.

Dari total wisman yang berkunjung, tercatat sebanyak 920 wisman masuk ke Sumatra Utara melalui Bandara Silangit. Jumlah kedatangan dari bandara ini pada Januari 2019 diketahui menurun drastis hingga 32,55% dibandingkan kedatangan wisman pada Desember 2018.

Sementara itu secara keseluruhan, jumlah wisman yang datang ke Sumatra Utara pada Januari 2019 tercatat turun 35% dibandingkan bulan sebelumnya.

Terkait wisman yang ke Danau Toba, jika menilik dari riwayatnya, sampai 218 tercatat baru 231.465 turis ke destinasi Bali Baru ini. Angkanya turun tipis dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 270.792 wisman. 

Sebelumnya Station Manager AirAsia Silangit Rudianto, mengungkapkan, layanan rute penerbangan internasional Silangit-Kuala Lumpur-Silangit dihentikan mulai 1 Maret 2019. Penghentian sementara layanan rute yang disebut dalam istilah suspension route atau penskorsingan rute didasari alasan komersial.

"Ada kemungkinan terbang kembali," ujar Rudianto.

Namun hingga saat ini, pihaknya belum dapat memastikan tenggat waktu penerapan skors untuk rute tersebut.

Geliatkan Atraksi
Untuk memacu kedatangan wisatawan ke Danau Toba, pemerintah mengagendakan 17 agenda atraksi bertema di kawasan ini untuk tahun 2019.

“Ada 17 event, satu masuk CoE (Calendar of Event) nasional, yaitu Festival Danau Toba yang tahun ini diadakan tanggal 9-12 Desember,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam peluncuran CoE Danau Toba di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Senin (25/2) malam.

Menpar menambahkan, ada dua event lain yang mendukung kalendar Danau Toba ini, yaitu Karnaval Sigale-Gale dan Samosir Music International.Adapun karnaval dengan atraksi utama pentas teater kolosal akan dilaksanakan di Panguruan-Samosir pada 8 Juni 2019, disusul perhelatan musik internasional pada 14-16 Juni mendatang.

Meski punya rancangan program yang menarik, Menpar mengakui pariwisata Danau Toba hingga saat ini belum berkelas dunia.

“Kalau mau menjadi destinasi pariwisata kelas dunia, rumus 3A-nya harus kelas dunia. Saat ini Danau Toba belum kelas dunia karena tidak ada yang mengatakan bahwa Danau Toba itu kelas dunia,” ucapnya.

Untuk itu, Arief kembali mendorong agar Danau Toba bisa masuk ke dalam daftar UNESCO Global Geopark (UGG) dan diharapkan bisa benar-benar tersertifikasi di tahun ini. Terkait hal itu, Menpar juga mengklaim selalu melakukan kontak dengan pihak UNESCO.

Once sudah menjadi UGG maka kita sebagai orang marketing akan mudah menjual Danau Toba itu seperti kita menjual Borobodur,” kata Menpar.

Jika bicara soal aspek 3A di Danau Toba, perihal atraksi bukanlah menjadi kendala bagi destinasi ini. Pasalnya, Menpar sudah memastikan semua agenda yang masuk kalender akan didampingi oleh koreografer, desainer, hingga penata musik juga tingkat nasional.

Soal aksesibilitas juga tak perlu lagi dipusingkan. Lantaran sudah ada jalan tol yang rampung dari Medan hingga Tebing Tinggi.

“Harapan (jalan tol) kita dari Tebing Tinggi ke Siantar, dari Siantar ke Parapat. Ring road di dalam Pulau Samosir sudah selesai, nanti kita buat juga outer ring road di Danau Toba. Tano Ponggol itu kita akan buat,” tutur Arief.

Walaupun perhubungan darat sudah terbilang mumpuni, Arief mengaku, terbatasnya angkutan umum darat menjadi kendala tersendiri bagi akses ke Danau Toba.

“Angkutan darat dari Silangit ke Parapat itu kan tidak banyak available. Jadi, angkutan umum seperti Damri tidak ada, taksi relatively terbatas. Padahal, penumpangnya (pesawat) sudah 420 ribu,” terang Arief. (Bernadette Aderi, Teodora Nirmala Fau, Shanies Tri Pinasthi)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar