c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

27 Januari 2023

11:35 WIB

310.822 Ton Pupuk Berubsidi Disiapkan Untuk Indonesia Bagian Timur

Stok pupuk bersubsidi untuk petani Jawa Timur hingga Papua ini diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan selama beberapa pekan ke depan

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

310.822 Ton Pupuk Berubsidi Disiapkan Untuk Indonesia Bagian Timur
310.822 Ton Pupuk Berubsidi Disiapkan Untuk Indonesia Bagian Timur
Pekerja mengangkut pupuk bersubsidi di gudang PT Pupuk Indonesia di Sumur Pecung, Serang, Banten. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

MAKASSAR - PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan stok pupuk bersubsidi di penjualan wilayah Indonesia bagian Timur sebesar 310.822 ton hingga 24 Januari 2022. 

Stok tersebut terdiri dari urea sebesar 158.487 ton dan NPK sebesar 152.335 ton, atau secara keseluruhan stok ini setara 217% dari ketentuan stok minimum sebesar 143.320 ton.

SVP PSO Timur Pupuk Indonesia Muhammad Yusri menjelaskan, jumlah stok pupuk bersubsidi ini juga diperuntukkan memenuhi kebutuhan pupuk subsidi petani dari Jawa Timur hingga Papua. 

Perseroan memproyeksi stok pupuk bersubsidi tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan petani selama beberapa minggu ke depan. Hal ini sudah sesuai dengan Permendag 4/2023, yang sebelumnya diatur oleh Permendag 15/2013.

“Stok pupuk urea yang mencapai 158.487 ton ini setara dengan 187% terhadap ketentuan stok minimum (84.415 ton) yang diatur oleh pemerintah, sementara stok pupuk NPK yang sebesar 152.335 ton ini setara 258% dari ketentuan stok (58.904 ton). Dengan demikian, stok pupuk urea dan NPK tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan petani selama beberapa minggu ke depan,” terang Yusri, Jakarta, Kamis (26/1).

Yusri menjabarkan, stok pupuk bersubsidi pada penjualan wilayah ini akan memenuhi di 19 provinsi mulai dari penjualan wilayah 4 atau Jawa Timur sebesar 127.831 ton, terdiri dari 63.381 ton urea dan 64.450 ton NPK. 

Selanjutnya, untuk penjualan wilayah 5 sebesar 92.967 ton yang terdiri dari 41.323 ton urea dan 51.645 ton NPK.

Baca Juga: Pupuk Indonesia Siapkan Stok Pupuk Subsidi 1,45 Juta Ton

Adapun stok ini tersebar di Bali sebesar 9.107 ton yang terdiri dari 4.951 ton urea dan 4.156 ton NPK; Nusa Tenggara Timur (NTT) 10.837 ton yang terdiri dari 5.069 ton urea dan 5.768 ton NPK; Nusa Tenggara Barat (NTB) sebesar 24.105 ton yang terdiri 12.291 ton urea dan 11.813 ton NPK.

Di Kalimantan Barat, stok sebesar 9.509 ton yang terdiri dari 4.300 ton urea dan 5.209 ton NPK; Kalimantan Tengah sebesar 22.298 ton yang terdiri dari 6.812 ton urea dan 15.486 ton NPK; Kalimantan Selatan sebesar 7.396 ton yang terdiri dari 3.931 ton urea dan 3.464 ton NPK; Kalimantan Timur sebesar 7.970 ton yang terdiri dari 3.270 ton urea dan 4.700 ton NPK; serta Kalimantan Utara sebesar 1.746 ton yang terdiri dari  697 ton urea dan 1.048 ton NPK.

Sementara itu, penjualan wilayah 6 sebesar 90.023 ton yang terdiri dari 53.784 ton urea dan 36.240 NPK. Adapun wilayah penyebarannya adalah Sulawesi utara sebesar 6.769 ton yang terdiri 4.290 ton urea dan 2.478 ton NPK; Gorontalo sebesar 8.019 ton yang terdiri dari 4.268 ton urea dan 3.751 ton NPK; serta Sulawesi Tengah sebesar 12.030 ton yang terdiri dari 8.400 ton urea dan 3.630 ton 

Kemudian, Sulawesi Tenggara sebesar 8.150 ton yang terdiri dari 5.006 ton urea dan 3.144 ton NPK; Sulawesi Selatan sebesar 39.880 ton yang terdiri dari 23.706 ton urea dan 16.174 ton NPK; Sulawesi Barat sebesar 5.767 ton yang terdiri dari 2.566 ton dan 3.3200 ton NPK; dan Maluku sebesar 1.458 ton yang terdiri dari 831 ton urea dan 626 ton NPK.

Selanjutnya, Papua sebesar 5.600 ton yang terdiri dari 3.483 ton urea dan 2.117 ton NPK; Maluku Utara sebesar 1.130 ton yang terdiri dari 506 ton urea dan 625 ton NPK; Papua Barat sebesar 1.221 ton yang terdiri dari 727 ton urea dan 494 ton NPK.

Realisasi Pupuk Indonesia Timur
Lebih lanjut, Yusri mengungkapkan, seluruh stok pupuk bersubsidi di penjualan wilayah Indonesia bagian timur ini akan didistribusikan atau disalurkan kepada petani yang telah memenuhi syarat Permentan 10/2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian. 

Petani yang berhak berdasarkan aturan tersebut adalah petani yang berhak mendapatkan yaitu wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN), menggarap lahan maksimal dua hektare, dan menggunakan Kartu Tani (untuk wilayah tertentu).

Baca Juga: Sentralisasi Pemasaran Dorong Peningkatan Kinerja Pupuk Indonesia

Beleid yang sama juga hanya memberikan alokasi pupuk subsidi kepada sembilan komoditas saja, dari yang sebelumnya sekitar puluhan komoditas. 

Adapun, komoditas yang mendapat pupuk bersubsidi adalah padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi. 

“Kesembilan komoditas ini merupakan pertanian strategis yang berdampak terhadap inflasi, sehingga komoditi lain tidak lagi mendapat alokasi (pupuk subsidi),” terangnya.

Sementara dari sisi penyaluran atau pendistribusian pupuk bersubsidi penjualan di wilayah timur telah mencapai 190.505 ton per 23 Januari 2023. Penyaluran ini terdiri dari 121.789 ton urea, 68.238 ton NPK, dan 479 ton NPK khusus kakao. 

Jika dilihat dari masing-masing penjualan wilayah, realisasi untuk penjualan wilayah 4 mencapai 95.341 ton, terdiri dari 62.612 ton urea dan 32.729 ton NPK. 

Sementara itu, penjualan wilayah 5 terealisasi 47.187 ton,  terdiri dari 30.373 ton urea dan 16.814 ton NPK. 

“Selanjutnya, untuk daerah penjualan wilayah 6, Pupuk Indonesia telah menyalurkan 47.978 ton yang terdiri dari 28.804 ton pupuk urea, 18.695 ton NPK, dan NPK khusus Kakao 479 ton,” pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar