21 Desember 2023
08:00 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
JAKARTA - PT Bank Commonwealth (PTBC) memberi rekomendasi strategi investasi yang berpeluang memberikan imbal hasil yang menarik, namun tetap aman untuk tahun pesta demokrasi 2024.
Pasalnya, tahun pemilihan umum (pemilu) dengan ketidakpastian politik dan ekonomi kerap menimbulkan kekhawatiran bagi investor.
Head of Research & Advisory Bank Commonwealth Thadly Chandra menjelaskan, secara historis pemilu justru berdampak positif terhadap ekonomi, di mana pemilu biasanya meningkatkan likuiditas di pasar keuangan serta meningkatkan aktivitas ekonomi.
"Kinerja bursa saham menjelang pemilu pun cenderung positif, khususnya enam bulan menjelang pemilu," kata Thadly dalam keterangan resmi, Rabu (20/12).
Baca Juga: Mirae Asset Proyeksikan IHSG Bisa Tembus 8.100 Pada 2024
Pada pemilu tahun 2014, misalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat kurang lebih 15% sejak Desember 2013 hingga Juli 2014.
Sementara itu, pada pemilu tahun 2019, indeks naik sekitar 11% sejak Oktober 2018 hingga April 2019.
Selain pemilu, menurut Thadly, terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi investasi pada tahun 2024.
“Antara lain kondisi perekonomian global yang diperkirakan cenderung melambat, tensi geopolitik yang berlangsung di Eropa dan Timur Tengah, serta arah kebijakan moneter berbagai bank sentral dunia khususnya The Fed yang diperkirakan akan mulai memangkas suku bunga acuan pada tahun 2024,” jelas dia.
Untuk menghadapinya, Thadly menerangkan, strategi manajemen portofolio yang berimbang antara kelas aset pendapatan tetap (fixed income) dan kelas aset saham (equity) dengan metode Dollar Cost Averaging atau akumulasi secara bertahap direkomendasikan untuk menghadapi volatilitas serta risiko pasar yang diperkirakan masih tinggi.
Kelas aset pendapatan tetap diperkirakan dapat memberikan peluang yang menarik seiring dengan rencana pemangkasan suku bunga acuan The Fed.
Bank Indonesia (BI) juga memiliki ruang untuk penurunan suku bunga acuan pada tahun 2024 jika inflasi terkendali dan nilai tukar rupiah stabil.
Oleh karena itu, obligasi dapat dijadikan opsi diversifikasi investasi yang risikonya lebih rendah, namun dengan yield yang relatif stabil dan tetap memberikan return yang menarik.
Baca Juga: Mengenal DCA, Strategi Investasi Bagi Si Awam
Sedangkan kelas aset saham, lanjut dia, juga memiliki peluang yang menarik dengan pertimbangan kondisi fundamental makro ekonomi Indonesia yang solid, inflasi yang terkendali, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di atas 5% untuk tahun 2024, dan juga aktivitas ekonomi yang diperkirakan meningkat sebagai dampak dari pemilu.
Selain itu, berdasarkan valuasi Price Earning Ratio, IHSG juga menarik di kisaran 15,4x.
“Investor sebaiknya terus memperhatikan perkembangan pasar terkini terkait tensi geopolitik yang masih terus berlangsung, perlambatan ekonomi global yang berpotensi memicu resesi, serta arah kebijakan moneter berbagai bank sentral khususnya the Fed,” kata Thadly.
Dia juga menyarankan agar investor juga menyesuaikan dengan profil risiko serta tujuan dan jangka waktu investasi untuk mengoptimalkan portofolio.