c

Selamat

Rabu, 24 April 2024

EKONOMI

15 Juni 2021

12:48 WIB

2020, Produksi Migas Pertamina Capai 862,7 MBOEPD

Pertamina janjikan jaga ketahanan energi.

Penulis: Zsasya Senorita

Editor: Fin Harini

2020, Produksi Migas Pertamina Capai 862,7 MBOEPD
2020, Produksi Migas Pertamina Capai 862,7 MBOEPD
Kilang minyak PT Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah. ANTARA/HO-Pertamina

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mencatatkan produksi migas sebesar 862,7 MBOEPD, masing-masing produksi minyak mentah 408,4 MBOPD dan produksi gas bumi sebesar 2.634,2 MMSCFD sepanjang periode 2020.

Pjs Senior VP Corporate Communication & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman menjanjikan, Pertamina akan terus meningkatkan kinerja operasional perusahaan dari hulu sampai hilir, sebagaimana tugas dan fungsi BUMN migas tersebut.

Optimisme itu bertujuan agar Pertamina mampu melayani kebutuhan energi serta menjaga ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional di masa yang akan datang.

Komitmen peningkatan kinerja, tegas Fajriyah dibuktikan dari aktifnya Pertamina mencari sumber cadangan migas baru melalui kegiatan pengeboran sumur eksplorasi. Pasalnya tahun lalu anak usaha hulu Pertamina mampu merealisasikan pemboran eksplorasi sembilan sumur. Juga, berhasil melakukan Survei Seismik Laut Regional 2D di wilayah terbuka sepanjang 32.215 km serta Survei Seismik 3D seluas 755 km2.

Upaya tersebut menghasilkan tambahan cadangan migas proven atau P1 sebesar 212,5 MMBOE dan realisasi temuan contingent resource (2C) sebesar 287 MMBOE.

“Upaya ini merupakan bukti komitmen Pertamina untuk terus melakukan kegiatan eksplorasi ketika perusahaan migas lainnya justru menunda kegiatan eksplorasi akibat turunnya harga minyak dunia,” ujar Fajriyah dalam keterangan resmi yang diterima pada Selasa (15/6)

Upaya memperkuat ketahanan dan kedaulatan energi juga dilakukan dengan mengembangkan sumber energi domestik. Melalui program Biodiesel plus 30% (B30), Pertamina telah menyerap 7,14 juta Kiloliter (KL) FAME pada 2020.

Sementara untuk mengantisipasi transisi energi, Pertamina berhasil memproduksi listrik sebesar 4.637 GWh. Terdiri dari produksi panas bumi Pertamina sebesar 4.618 GWh, serta 19 Gwh yang berasal dari pembangkit listrik tenaga surya di kawasan Badak NGL, pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) di Sei Mangkei, Kwala Sawit, dan Pagar Merbau.

Sebagai BUMN, Fajriyah juga menegaskan bahwa Pertamina juga telah mendukung upaya pemerintah memperkuat neraca perdagangan dengan mengurangi impor migas. Pada 2020, Pertamina mencatat volume impor minyak mentah sebesar 76,7 juta barel atau turun 12% dibanding tahun 2019. Volume impor produk migas juga turun 19% menjadi 98,2 juta barel pada 2020.

“Pertamina pun tetap konsisten mandiri atau tidak melakukan impor BBM jenis solar dan avtur sejak pertengahan 2019,” tulis Fajriah lebih lanjut.

Ia mengklaim, capaian operasional Pertamina pada 2020 juga terlihat dari upaya menjaga ketahanan energi nasional, dengan menjalankan peran untuk menyokong pasokan dan pembangunan infrastruktur energi di tengah tantangan berat pandemi covid-19.

Untuk menjamin akses terhadap energi, tambah Fajriyah, Pertamina membangun dan mengembangkan berbagai jaringan dan infrastruktur di sektor hilir, termasuk untuk distribusi BBM, LPG, Gas maupun LNG. Pembangunan infrastruktur ini dinilai penting untuk meningkatkan kinerja operasional dan pelayanan di sektor hilir.

Tahun 2020, Pertamina mencatat penjualan konsolidasian perusahaan yang terdiri dari BBM, Avtur, LPG, dan Petrokimia sebesar 82,81 juta KL. Untuk BBM PSO (Minyak Tanah, Solar & Bio Solar) serta Premium, realisasi penjualan tahun 2020 sebesar 22,87 juta KL. Sedangkan penjualan BBM Non PSO dan Produk Non BBM, pada periode tersebut tercatat sebesar 47,21 juta KL.

Khusus LPG PSO, Pertamina mencatat telah menyalurkan sebesar 7,16 juta MT, tahun lalu. Sementara, realisasi niaga gas sebesar 303.078,3 BBTU dan realisasi transportasi gas pada tahun 2020 sebesar 459.512,0 MMSCF.

“Untuk meningkatkan pelayanan dan mencapai kemandirian energi di masa depan, Pertamina tetap melanjutkan pembangunan infrastruktur hilir dan 4 RDMP dan 1 GRR yang terintegrasi dengan kilang petrokimia sebagai bisnis masa depan perusahaan,” tandas Fajriyah.  


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar