c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

11 Mei 2018

18:45 WIB

Tekan Harga Pupuk, Pemerintah Fokus Revitalisasi Pabrik

Pabrik Pusri 2B dinilai sangat efisien dan dapat menghemat subsidi negara hingga Rp1,88 triliun

 Tekan Harga Pupuk, Pemerintah Fokus Revitalisasi Pabrik
 Tekan Harga Pupuk, Pemerintah Fokus Revitalisasi Pabrik
Pabrik Pupuk Sriwijaya. pupuk-indonesia.com

PALEMBANG- Pemerintah serius ingin mempermudah akses petani untuk bisa mendapatkan pupuk dengan harga yang lebih murah.  Salah satu susaha yang saat ini tengah digarap serius adalah meningkatkan efisiensi pabrik pupuk dengan cara revitalisasi pabrik-pabrik pupuk di Indonesia.

“Kita membangun pabrik baru pupuk di Pusri untuk menggantikan pabrik yang lama agar bisa lebih meningkatkan efisiensi produksi pupuk,” ujarnya dalam peresmian Peluncuran dan Peresmian Pabrik Pusri IIB, Proyek NPK 2,4 Juta Ton serta pelatakan batu pertama Pabrik NPK Fusion II Pusri di Palembang Antara (11/5).

Dia juga mengklaim kalau pabrik Pusri IIB yang akan menjadi pengganti pabrik Pusri II ini akan lebih efisien dalam memproduksi pupuk, sehingga harga pupuk bisa makin turun. Demikian juga dengan pabrik Pusri IIB, penggunaan gas juga turun 40% dibanding pabrik lama.

"Selain itu penggunaan energinya jauh lebih rendah dengan menggunakan batu bara, ini menyebabkan harga pupuk busa lebih rendah," kata Rini.

Senada, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pabrik pupuk yang baru dibangun itu lebih efisien lantaran bisa menghemat penggunaan gas sebagai bahan bakar. Dengan begitu, harga pupuk di tingkat petani bisa lebih rendah dan subsidi dari pemerintah pun akan menurun.

"Ini tentunya akan lebih mengefisienkan produksi pupuk yang pada akhirnya harga murah, tapi dengan adanya produksi meningkat," ucapnya.

Rini sendiri menghitung, pabrik Pusri 2B pabrik pupuk yang sangat efisien, dapat menghemat subsidi negara hingga Rp1,88 triliun. "Ke depan saya berharap ini bisa terus ditingkatkan lagi dan menunjukkan bahwa BUMN juga bisa berkontribusi mengurangi beban subsidi negara dengan pembangunan pabrik oleh PT Wijaya Karya (Persero)," tuturnya.

Untuk diketahui, sesuai data dari Kementerian Pertanian, tahun 2017 silam Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk Urea mencapai Rp1800 per kilogram. Kemudian untuk pupuk SP-36 seharga Rp2000 per kilogram, pupuk ZA seharga Rp1400 per kilogram, pupuk NPK seharga Rp2.300 per kilogram dan juga pupuk Organik seharga Rp500 per kilogram.

Harga per kilogram tersebut juga berlaku apabila dibeli secara kemasan 50 kilogram, kecuali pupuk organic yang bisa dibeli dalam kemasan 40 kilogram.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dito Ganinduto mengingatkan industri pupuk nasional, memang sudah seharusnya dapat mengikuti persaingan harga pupuk dunia melalui produksi pupuk dengan biaya efisien.

Dito berharap, PT Pusri sebagai salah satu industri pupuk nasional dapat menjalankan "public service obligation" (PSO) atau kewajiban pelayanan publik yang baik bagi masyarakat tani. "Dengan adanya persaingan di dunia globalisasi ini, pupuk produksi PT Pusri ini harus dapat mengikuti tren globalisasi dalam hal efisiensi biaya produksinya," kata Dito Ganinduto.

Menurut dia, dengan mengefisiensikan biaya produksi pupuk, maka para petani diharapkan dapat memperoleh pupuk murah dan terjangkau. "Pupuk murah ini, sekaligus dapat mengurangi beban subsidi dari pemerintah kepada petani," serunya.

Sebelumnya, diberitakan pemerintah akan menghapus subsidi untuk industri pupuk nasional. Subsidi pupuk akan ditransformasi menjadi subsidi langsung ke petani melalui Kartu Tani, sehingga proses produksi pupuk ke depan diharapkan lebih efisien.

"Skema ini diharapkan dapat mengurangi beban anggaran negara," katanya.

Pasar Internasional
Direktur Utama PT. Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat yang juga hadir di situ juga mengatakan bahwa pabrik Pusri IIB dibangun sebagai bagian dari program revitalisasi industri pupuk nasional. Hal ini dilakukan Pupuk Indonesia untuk meningkatkan daya saing produk terutama di pasar internasional.

Konsep mengganti sejumlah pabrik yang tua dengan pabrik baru ini diharapkan bisa menghemat energi, lebih ramah lingkungan dan menghemat peggunaan bahan bakunya. Selain Pusri IIB ini nantinya proyek revitalisasi juga akan dilaksanakan di Pabrik Kaltim-5 di PT Pupuk Kaltim, Bontang dan Pabrik Amurea 2 di Petrokimia Gresik.

Secara kapasitas Pusri IIB sendiri bisa memproduksi 907.500 ton pupuk jenis urea dan 660 ribu ton pupuk jenis amoniak per tahun. Konsumsi bahan bakar gas dari Pusri IIB ini juga diklaim lebih hemat energi yakni sebesar 24 MMBTU per ton urea, jauh lebih rendah dari pabrik yang lama yang konsumsi bahan bakar gasnya mencapai 37 MMBTU per ton area.

Ia melanjutkan, Pupuk Indonesia optimistis industri pupuk dan petrokimia mempunyai prospek yang baik ke depan di mana kebutuhan pupuk NPK dalam negeri mencapai 11,7 juta ton.

"Saat ini Pupuk Indonesia grup memiliki pabrik NPK dengan kapasitas 3,1 juta ton per tahun dan akan dikembangkan hingga 5,5 juta ton sampai tahun 2021," kata Aat.

Ia menjelaskan, kehadiran tambahan kapasitas pabrik itu, bukan hanya mengamankan kebutuhan dalam negeri, tapi juga menunjang program ketahanan pangan. Pasalnya penggunaan pupuk NPK terbukti dapat meningkatkan produktivitas pertanian maupun komoditas perkebunan.

"Dan yang terpenting, mampu meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan hasil panennya," tuturnya. (Mahatma D Putra, Faisal Rachman)

 

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar