15 Mei 2025
17:30 WIB
Stapler: Dari Simbol Kerajaan Hingga Alat Esensial Dunia Kerja
Stapler, alat sederhana yang telah melintasi zaman, menjadi simbol kerajaan hingga mesin industri. Stapler membuktikan bagaimana inovasi kecil dapat menciptakan dampak nan esensial dalam dunia kerja.
Penulis: Mohammad Widyar Rahman
Editor: Rikando Somba
Ilustrasi Stapler atau Hekter. Shutterstock/Alphito Dimas
Pernahkah membayangkan sebuah alat kecil yang begitu akrab di kehidupan sehari-hari? Biasanya sering kita gunakan di kantor, sekolah, atau bahkan di tempat fotokopi, ternyata benda ini menyimpan kisah panjang yang berawal dari kemewahan istana.
Ya, adalah stapler, benda yang sempat menjadi barang mewah di Kerajaan Prancis. Benda ini merupakan penemuan penting yang melintasi revolusi industri, hingga tetap dipakai di jalur produksi industri modern.
Stapler atau dikenal juga dengan jegrekan, cekrekan, dan ada juga yang menyebutnya hekter, merupakan alat mungil yang berfungsi sebagai penjepret kertas. Benda yang tampak sederhana ini tidak hanya sebagai pelengkap meja kerja, namun juga merupakan simbol dari perjalanan panjang inovasi dan efisiensi yang terus beradaptasi dengan kebutuhan manusia dari masa ke masa.
Akar sejarah stapler dapat ditelusuri kembali ke abad ke-18 di Prancis. Pada masa Pemerintahan Raja Louis XV, lingkungan istana membutuhkan alat untuk menyatukan dokumen penting. Atas dasar tersebut, maka terciptalah alat penjepret kertas sederhana dengan staples (isi stapler) bermotif lambang kerajaan.
Meski belum menyerupai bentuk stapler modern, alat tersebut memiliki prinsip kerja serupa, yaitu menyatukan lembaran kertas menggunakan logam kecil. Keberadaannya saat itu cenderung sebagai simbol status dan kekuasaan dibandingkan dengan alat kerja harian.
Dikukuhkan Pengacara AS
Setelah Revolusi Industri, muncul kebutuhan dokumentasi yang lebih kompleks dalam bidang bisnis dan hukum. Pada 1866, George W. McGill, seorang penemu dan pengacara bidang hak kekayaan intelektual dari Amerika Serikat, mematenkan alat bernama press paper fastener. Meski alat yang diciptakan masih manual dan hanya menjepret satu staples per waktu, penemuan ini membawa konsep dasar stapler modern ke publik.
Pada 1879, McGill memperkenalkan versi baru dari penjepret kertasnya dalam Pameran Dunia di Philadelphia. Model stapler rancangan McGill ini masih bersifat semi-manual, namun kemampuannya dalam menyatukan beberapa lembar kertas sekaligus mendapatkan sambutan dari pasar.
Sejak saat itu, stapler mulai diadopsi oleh kalangan bisnis dan pemerintahan, dan menjadi solusi penting bagi efisiensi penyusunan dokumen. Momen ini dianggap sebagai tonggak awal komersialisasi stapler di luar lingkup terbatas kerajaan.
Kemajuan signifikan terjadi pada awal abad ke-20. Pada saat itu, perusahaan-perusahaan mulai merancang stapler yang lebih kuat dan efisien. Salah satu perusahaan yang paling berpengaruh adalah Swingline, yang pada 1930-an meluncurkan stapler dengan sistem isi ulang yang praktis, tahan lama, dan mudah digunakan.
Dalam perkembangannya, stapler jenis ini mendominasi pasar dan menjadi perlengkapan wajib di berbagai kantor, sekolah, serta lingkungan kerja lainnya. Kepraktisannya menjadikan stapler sebagai alat bantu penting dalam menyusun dokumen secara rapi dan efisien.
Perkembangan tak berhenti pada aspek fungsional. Desain stapler berkembang mengikuti tren estetika.
Produsen mulai menciptakan stapler dalam berbagai warna, bentuk, dan bahan untuk menyesuaikan dengan tampilan ruang kerja modern. Bahkan, beberapa model menjadi ikon desain yang mencerminkan budaya kerja yang rapi dan terorganisir.
Selain itu, stapler elektrik versi perkantoran juga semakin populer. Dengan kemampuan menjepret ratusan lembar dalam satu kali tekan dan sensor otomatis untuk presisi penjepretan, alat ini meningkatkan efisiensi kerja administrasi dalam volume besar.
Pada zaman modern, stapler berkembang lebih jauh untuk kebutuhan skala industri. Dalam dunia percetakan, pengemasan, dan manufaktur, stapler industri bertenaga listrik atau disebut juga sistem pneumatik digunakan untuk menjepret tumpukan kertas, kardus, kain, hingga kulit dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi.
Meski dunia telah mengarah ke digital, kebutuhan akan pengarsipan secara fisik belum sepenuhnya tergantikan. Dokumen legal, pendidikan, dan administratif masih memerlukan penataan fisik yang rapi. Dalam konteks ini, stapler tetap memegang peran penting yang sulit tergantikan.
Oleh karena itu, meskipun kecil dan sering luput dari perhatian, keberadaan stapler telah membuktikan pentingnya solusi sederhana dalam mendukung keteraturan dan produktivitas manusia. Sejarah stapler telah menjadi contoh bagaimana teknologi kecil mampu bertahan dan terus berkembang mengikuti kebutuhan zaman.
Referensi: