c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

CATATAN VALID

11 Oktober 2025

14:15 WIB

Situationship: Cinta Tanpa Komitmen Yang Bikin Mental Lelah

Terjebak dalam hubungan tanpa status? Pelajari bagaimana situationship dan commitment issue bisa berdampak pada kesehatan mentalmu secara perlahan.

Penulis: Ratna Pratiwi

Editor: Rikando Somba

<p><em>Situationship</em>: Cinta Tanpa Komitmen Yang Bikin Mental Lelah</p>
<p><em>Situationship</em>: Cinta Tanpa Komitmen Yang Bikin Mental Lelah</p>

Ilustrasi situationship. Sumber: Shutterstock/PBXStudio

Sedang ada dalam hubungan yang seperti pacaran, melibatkan perasaan, perhatian, dan kedekatan emosional, ada rasa cemburu dan rasa memiliki, namun tidak punya status yang jelas? Selamat, kamu sedang berada dalam situationship!

Bagi sebagian orang, relasi semacam ini mungkin menyenangkan. Tanpa tekanan dan komitmen, situationship sering kali dipilih oleh mereka yang enggan terikat dengan hubungan romansa yang rumit.  

Meski begitu, situationship sebenarnya bukan tanpa risiko. Hubungan semacam ini ternyata bisa berdampak terhadap kestabilan mental dan berdampak panjang terhadap bagaimana seseorang memandang sebuah hubungan. 

Untuk memahami apa itu situationship dan dampaknya bagi diri sendiri, Sobat Valid bisa menyimaknya dalam uraian di bawah ini. 

Apa Itu Situationship
Secara sederhana, situationship bisa diartikan sebagai hubungan antara dua individu yang dekat secara emosional, kadang juga melibatkan hubungan fisik, namun tidak memiliki status yang jelas. Hubungan ini bisa dibilang lebih dari sekadar relasi pertemanan, namun tidak bisa disebut kekasih. 

Berikut ini beberapa ciri situationship: 

  • Adanya komunikasi rutin dan intens, bisa dalam bentuk chat, telepon, atau bahkan kencan berdua. 
  • Ada perasaan sayang atau ikatan emosional tertentu. 
  • Tidak ada komitmen. 
  • Tidak ada kepastian atau masa depan yang jelas tentang hubungan yang dijalani. 

Bagi beberapa orang, situationship dianggap sebagai hubungan yang “aman” . Orang yang terlibat dalam hubungan ini  tidak membutuhkan “label”, seperti 'pacar' atau 'suami'; atau 'istri'. Namun, di balik hubungan yang dianggap lebih “santai” ini, biasanya salah satu pihak pada akhirnya akan berharap lebih. 

Pada akhirnya, situationship buat sebagian orang tak ubahnya “jebakan emosional”. Pasalnya, meskipun tidak berlandaskan komitmen yang jelas, hubungan ini dapat menyebabkan seseorang merasa terikat secara emosional. 

Hubungan Situationship dan Commitment Issue
Ada berbagai alasan orang memilih menjalani situationship. Salah satunya, ketakutan berkomitmen atau commitment issue

Seseorang dengan commitment issue menyukai hubungan yang “abu-abu” . Relasi semacam ini membuat mereka dapat “kabur” sewaktu-waktu bila merasa tidak lagi nyaman. Tidak ada beban emosional, tidak ada rasa kewajiban untuk menjelaskan, mereka bisa pergi begitu saja karena toh memang sejak awal tidak ada status yang jelas dari hubungan tersebut. 

Apa saja yang membuat seseorang bisa memiliki commitment issue? Berikut beberapa penyebabnya. 

  • Trauma akan hubungan sebelumnya atau hubungan orang-orang di sekitarnya.
  • Takut kembali mengalami kegagalan dalam hubungan. 
  • Tidak siap secara emosional untuk berkomitmen atau setia. 
  • Merasa lebih nyaman dengan kebebasan. 
  • Memiliki ego untuk disayangi tanpa harus menyayangi balik. 

Dampak Situationship terhadap Kesehatan Mental
Sifatnya yang tidak jelas dan tidak pasti, membuat situationship bisa berdampak buruk terhadap kesehatan mental. Utamanya, bagi pihak yang terlanjur nyaman, baper, dan berharap lebih dalam hubungan tanpa komitmen tersebut. Kondisi ini umum terjadi setelah sekian lama menjalani pola hubungan ini. 

Ada beberapa dampak negatif situationship terhadap kesehatan mental seseorang, yang bisa dijabarkan seperti berikut; 

  • Memicu pikiran berlebihan atau overthinking tentang masa depan hubungan dan perasaan masing-masing. 
  • Menurunnya kepercayaan diri karena munculnya perasaan tidak cukup pantas untuk diberi status jelas. 
  • Munculnya perasaan cemas atau insecure karena hubungan dapat berakhir sewaktu-waktu, bahkan tanpa aba-aba ataupun penjelasan. 
  • Kesulitan untuk melanjutkan hidup karena hubungan situationship tidak pernah benar-benar dimulai maupun selesai. 
  • Menyebabkan kelelahan emosional akibat terus berharap, namun di sisi lain juga terus harus menghadapi kecewa entah sampai kapan. 

Dengan kata lain, kenyataannya hubungan yang dianggap lebih santai dan tanpa beban ini justru dapat menguras emosi dan mental. Utamanya, jika dijalani dengan seseorang yang tidak jujur atau hobi menghindari konfrontasi. 

Cara Menghadapi Situationship
Mungkin, saat ini muncul pertanyaan dalam benak Sobat Valid, lantas bagaimana jika sudah terlanjur terjebak dalam situationship? Haruskah dilanjutkan? Atau sebaiknya diakhiri? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, Sobat Valid sebaiknya kembali bertanya kepada diri sendiri. Apa yang sebenarnya kamu cari dari sebuah hubungan? Jika hanya untuk bersenang-senang, sebenarnya sah-sah saja untuk menjalani situationship. Namun, kamu perlu menyadari bahwa relasi ini tidak punya masa depan. Dengan demikian, kamu perlu sepenuhnya sadar untuk tidak berharap lebih. 

Nah, bagaimana kalau sudah terlanjur berharap lebih? Berikut ini beberapa langkah yang bisa Sobat Valid lakukan. 

1. Berani Meminta Kejelasan
Komunikasikan dengan “partner” situationship-mu tentang status dan arah hubungan kalian. Jangan lagi menghindar karena kamu berhak tahu bagaimana akhir dari hubungan tersebut. 

2. Dengarkan Kata Hati
Jangan abaikan perasaan lelah atau tidak nyaman yang mungkin muncul. Dengarkan insting dan kata hatimu. Ini mungkin pertanda bahwa sudah saatnya kamu beranjak dari ketidakpastian. 

3. Teguh dengan Prinsip Diri
Jangan takut ditinggalkan ketika kamu menuntut komitmen. Jika kamu menginginkan kepastian dan dia menolak memberikan itu, tandanya ia bukan orang yang tepat untukmu.

4. Prioritaskan Kesehatan Mentalmu
Jika dirasa sudah jelas tidak sesuai dengan prinsipmu dan kamu tidak lagi nyaman dalam relasi tersebut, jangan ragu untuk mengakhiri. Jangan biarkan kamu kehilangan diri sendiri hanya untuk hubungan yang tak pasti. 

Relasi semacam situationship memang bukan untuk semua orang. Hubungan ini bukanlah solusi untuk menghindari patah hati. Salah-salah, justru hubungan ini bisa menjadi bom waktu yang menghancurkan mental dan menyebabkan luka mendalam. 

Hubungan yang sehat adalah yang dilandasi keterbukaan, komitmen, dan tanggung jawab. Oleh sebab itu, pastikan kamu tidak terjebak dalam hubungan abu-abu tanpa masa depan, yang hanya membuatmu bertanya-tanya, tanpa tahu bagaimana ujungnya ya, Sobat Valid. 






Referensi:

  1. Noenickx, Casey. ‘Situationships’: Why Gen Z are embracing the grey area. BBC: https://www.bbc.co.uk/worklife/article/20220831-situationships-why-gen-z-are-embracing-the-grey-area 
  2. Gupta, Sanjana. Situationship: How to Cope When Commitment is Unclear. VerywellMind: https://www.verywellmind.com/what-is-a-situationship-5216144?utm_source=chatgpt.com

KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar