c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

CATATAN VALID

02 Agustus 2022

17:00 WIB

Sejarah Formula 1, Balap Jet Darat Paling Bergengsi

Sebelum nama Formula 1 alias F1 lahir di tahun 1950, ajang balap mobil sejatinya sudah setengah abad sebelumnya digelar

Penulis: Novelia

Sejarah Formula 1, Balap Jet Darat Paling Bergengsi
Sejarah Formula 1, Balap Jet Darat Paling Bergengsi
Ilustrasi Balapan Formula 1 di Grand Prix Rusia, Sochi Autodrom. (27/9/2020) Pool via REUTERS/Yuri Kochetkov/Antara

Akhir Juli 2022 kemarin, publik khususnya penggemar olahraga otomotif dikejutkan dengan pengumuman pensiun Sebastian Vettel. Pengumuman mendadaknya tersebut dilakukan jelang dimulainya gelaran F1 Hongaria 2022. Tentu tim Aston Martin pun kelabakan mencari pengganti. Sampai akhirnya sang pengganti, Fernando Alonso, juga begitu cepat diumumkan 1 Agustus 2022. 

Keputusan Vettel menyisakan kesedihan, tak hanya bagi rekan-rekan setimnya di arena balap, namun juga publik penggemar F1 yang jumlahnya tidak sedikit. Kesedihan yang sama juga dirasakan ketika beberapa nama pembalap beken lainnya dalam ajang  ini, pensiun sebelumnya. Maklum, ajang balap  p jet darat paling bergengsi sedunia ini, memang membuat para pembalapnya bak selebritas. 

Megahnya nama Formula One alias F1 memang tak terlepas dari cerita panjang even balap tersebut. Ya, sejak Karl Benz dan Gottlieb Daimler mengembangkan mobil pertama dengan bahan bakar bensin di periode 1885-1886, balap kendaraan langsung menjadi kegiatan yang populer.

Setahun setelahnya, sebuah ajang balap ketahanan mobil dilaksanakan pada tahun 1887 dengan tujuan menguji reabilitas. Sebuah surat kabar Prancis Le, Velocipede memprakarsai balapan sejauh 128 km ini. Tak dinyana, ajang inilah yang menjadi cikal bakal ajang balap mobil bergengsi. 

Nah, sukses menggelar ajang balap, penerbit surat kabar Prancis berpendapat olahraga terkait perlu dikembangkan dan dipopulerkan. Tak lama setelahnya, sebuah komite pun dibentuk untuk menjadi penanggung jawab gelaran balap mobil yang akan dilaksanakan. Automobile Club de France namanya.

Akhirnya, pada tahun 1895, komite tersebut menggelar sebuah balapan yang menjadikan jalanan antarkota Prancis ke Bordieux, bolak-balik, sebagai arenanya. Dalam balapan pada arena balap sejauh 1.200 km, Émile Levassor yang mengendarai Panhard et Levassor-nya keluar sebagai jawara dengan waktu 48 jam. Uniknya, pada balapan di masa tersebut, pengemudi ditemani dengan seorang mekanik di mobil. Kuat dugaan, kebijakan ini diambil karena jarak yang cukup jauh.

Melulu diadakan dan didominasi Prancis, setelah sekian lama, seorang penggemar surat kabar asal Amerika mencoba mendobrak tradisi balap mobil menjadi lebih bisa dinikmati dan diikuti warga belahan dunia lain. Gelaran ini pun disarankan disertai dengan peraturan yang mumpuni.

Gara-gara saran tersebut, akhirnya sejak tahun 1901, digelar seri balapan yang lebih luas, menyasar anggota klub otomotif dari berbagai negara sebagai pesertanya. Seri bertajuk Gordon Benner Trophy inilah yang kemudian dianggap seri balap mobil resmi pertama dunia alias The First Grand Prix.

Di tahun-tahun awal ini, Automobile Club de France yang menjadi penyelenggara balapan sempat dibekukan pada 1903 karena ada delapan pembalap tewas di arena balap. Meski begitu, balap mobil dunia ini masih terus digelar hingga tahun 1905.

Seiring waktu, olahraga otomotif ini mulai menyebar ke banyak negara. Meski begitu. Prancis masih tetap jadi negara yang bisa dibilang paling lekat dengan tradisi dan ajang balap mobil. 

Buktinya, selepas Gordon Bennet Trophy,  pada tahun 1906 The Great French Grand Prix digelar atas desakan industri mobil negara ini. Seri balapan yang kembali digelar oleh Automobile Club de France pada sebuah sirkuit triangular ini, bisa dikatakan cukup keras. Betapa tidak, pada tahun 1908 di seri ini, sang juara Christian Lauteschalnger dari tim Mercedes tercatat ‘merobek’ hingga 10 ban mobilnya selama balapan.

Balap mobil akhirnya direncanakan untuk benar-benar digelar dengan peraturan internasional dengan pembentukan sebuah badan baru untuk mewadahi olahraga bermotor pada tahun 1947, yakni Federation Internationale de I'Automobile (FIA). Di bawah koordinasi badan inilah, nama Formula 1 terlahir. Nama ini kemudian digunakan pada kejuaraan Grand Prix dunia besutan FIA perdana pada tahun 1950.

Tahun 1950 inilah yang menjadi tonggak sejarah ajang balap yang kemudian lebih akrab disebut F1 sekarang. Balapan F1 pertama sepanjang sejarah ini digelar di Pau Grand Prix, Prancis, dan dimenangkan oleh Juan Manuel Fangio dari tim Maserati.

Beriringan dengan teknologi yang juga berkembang, perlahan F1 terus melebarkan sayap dan menjelma jadi olahraga populer yang selalu dinanti penggemar otomotif di berbagai belahan dunia. Padat ahun 1997 saja, putaran GP Formula 1 ditonton oleh 6,25 miliar orang di 201 negara melalui 300 saluran televisi.

Kala itu, jumlah tersebut kira-kira setara dengan jumlah penonton olimpiade dan piala dunia sepak bola yang bahkan hanya diadakan setiap empat tahun sekali. Kemampuan F1 menyapu sejumlah penonton dengan angka yang setara pada gelaran yang diadakan setiap tahun, membuktikan betapa diminatinya ajang ini.

Perkembangan model mobil, kekuatan mesin, perlengkapan komunikasi dengan tim, hingga faktor keselamatan pembalap juga tak lupa terus di-gojlok. Saban musin berganti, hampir selalu ada teknologi baru yang diperkenalkan. Belum lagi, sejumlah drama terkait dengan pembalap dan tim, seolah menjadi bumbu penyedap yang membuat penggemar betah mengikuti setiap hal terkait F1. 

Bahkan, dengan kehadiran beragam sarana penyiaran, sebuah acara serial layar kaca bertajuk “Formula 1” – yang hingga kini telah mencapai musim keempatnya – diproduksi oleh Netflix untuk menyorot kepribadian para pembalap dan timnya. Video-video wawancara dan kegiatan di luar arena balap pun dipertontonkan. 

Dengan berbagai program yang terkait, nama F1 sebagai ajang balap mobil dunia yang dianggap paling bergengsi pun makin lekat di hati. Tak hanya lewat televisi, beberapa penggemar juga kerap merelakan uang yang tak sedikit demi menyaksikan dan menyoraki pembalap kesukaannya secara langsung dari tribun penonton.

Kalau kamu, termasuk jenis penggemar yang mana? Penonton langsung di tribun, atau cukup menonton di layar kaca?

 

Referensi

Majalah F1 Racing. (2001). Jakarta.

Skandinavia. (2022, Juni 29). Sejarah F1, Mengenal Ajang Balapan Mobil Bergengsi Dunia. Retrieved from Skandinavia: https://skandinavia.co.id/sejarah-f1-mengenal-ajang-balapan-mobil-bergengsi-dunia/

 



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar