10 Januari 2023
12:00 WIB
Jika kita mendengar kalimat “diputar, dijilat, dicelupin”, maka yang terlintas di kepala pasti adalah salah satu biskuit yang paling populer di dunia, Oreo.
Dua keping biskuit berwarna hitam kecoklatan dengan krim putih di tengahnya ini, amat terkenal dengan iklan mereka yang menunjukkan cara asyik makan Oreo.
Ya, di pariwara tersebut, sebelum mengunyahnya, kita seolah diminta untuk memutar kepingan biskuitnya hingga terlepas dari krim putih, jilat krim putihnya, lalu satukan kembali dan dicelupkan ke dalam segelas susu, untuk selanjutnya dimakan.
Usut punya usut, usia Oreo ternyata sangat tua. Kue kering ini pertama kali diperkenalkan pada 6 Maret 1912 oleh National Biscuit Company (Nabisco). Ia menjadi bagian dari trio “highest class biscuits” bersama dengan Mother Goose Biscuits dan Veronese Biscuits.
Namun, dua biskuit terakhir telah lama menghilang dari pasaran. Tidak seperti Oreo yang sanggup bertahan menembus zaman.
Sejarah Oreo tidak terlepas dari perseteruan dua saudara laki-laki, Jacob dan Joseph Loose. Keduanya memiliki gagasan berbeda mengenai masa depan perusahaan mereka yang bernama The American Biscuit and Manufacturing Company.
Jacob, yang selama ini menjadi pemimpin perusahaan, rehat dari pekerjaannya pada 1897 karena sakit. Karenanya, Joseph menggunakan peluang tersebut untuk bergerak sendiri.
Joseph bergabung dengan kompetitor mereka yakni New York Biscuit Company dan The United States Baking Company untuk membentuk Nabisco.
Saat Jacob pulih dari sakitnya, ia memutuskan membentuk perusahaannya sendiri bersama John Wiles. Perusahaan tersebut bernama Loose-Wiles Biscuit Company. Namun, perusahaan ini kerap gagal menyaingi kesuksesan Nabisco.
Slogan dan Jingle
Singkat cerita, sebelum Oreo dikenal sebagai “Milk’s Favorit Cookie” pada 2004, Oreo sudah mencoba sejumlah slogan. Slogan dan jingle pertama mereka adalah “Oh! Oh! Oreo!” yang muncul pada 1950.
Kemudian pada 1980-an, perusahaan mengubah slogan hingga lima kali dalam rentang waktu sepuluh tahun. Slogan-slogan tersebut, seperti “For the Kid in All of Us”, “America’s Best Loved Cookie”, “The One and Only”, “Who’s the Kid with the Oreo Cookie”, “dan “Oreo, the Original Twister”.
Oh ya, selain rasa original, rasa lain yang pernah ditambahkan ke dalam Oreo adalah rasa lemon, tetapi tak lama kemudian produksinya dihentikan. Meski begitu, inovasi tak pernah berhenti dilakukan.
Memasuki tahun 2000-an, misalnya, perusahaan mulai meluncurkan Oreo edisi terbatas dan Oreo bertema liburan.
Secara teknis, biskuit Oreo bisa untuk vegan atau orang yang tidak mengonsumsi segala jenis makanan olahan yang berasal dari hewan. Bahan-bahannya sederhana, seperti gula, tepung, minyak, kakao, tepung jagung, lesitin kedelai, coklat, vanillin, ragi, dan sirup jagung fruktosa tinggi.
Bisa dibilang, Oreo merupakan produk “vegan secara teknis”. Pasalnya, sekalipun tidak ada bahan hewani dalam daftar bahannya, ada peringatan dari perusahaan bahwa kontaminasi silang dengan produk susu mungkin saja terjadi.
Selain itu, Oreo juga telah berlabel halal semenjak lemak babi dihilangkan dari daftar bahannya pada 1997.
Menariknya, tidak ada pernyataan resmi mengenai warna sejati pada kepingan biskuit Oreo, apakah berwarna hitam atau coklat. Menurut Mondelez International, perusahaan yang mengambil alih Nabisco, mereka tidak menetapkan warna pada porsi biskuit Oreo.
Sekadar tambahan, Oreo mulai masuk ke Indonesia pada 1995 dengan diproduksi oleh PT Mondelez Indonesia. Per Februari 2022, Indonesia dinyatakan sebagai pasar Oreo terbesar di Asia Tenggara dan Top 5 secara global.
Setiap tahunnya, permintaan konsumen Indonesia terhadap Oreo kian bertambah. Itulah sebabnya, di tahun 2022 ini, Mondelez International meresmikan operasional lini produksi baru di pabrik Jababeka, Cikarang, dengan nilai investasi sebesar US$23 juta.
Ya, kian kemari, makin banyak orang yang tak asing lagi dengan Oreo. Bahkan, Oreo sendiri seolah sudah menjadi 'rasa' baru dalam menu makanan atau minuman yang tak terkait dengan Oreo sebagai pabrikan.
Kamu pasti pernah mendengar ada minuman kekinian dengan “rasa” Oreo, bukan?
Referensi:
Antaranews. (2022). Mondelez perluas lini produksi di pabrik Cikarang senilai Rp320 miliar https://www.antaranews.com/berita/2691057/mondelez-perluas-lini-produksi-di-pabrik-cikarang-senilai-rp320-miliar diakses 6 Januari 2023.
Insider. (2021). 12 things you probably didn't know about Oreo cookies https://www.insider.com/interesting-facts-about-oreo-2018-7 diakses 6 Januari 2023.
Mondelez International. (2022). Our Brands Oreo https://www.mondelezinternational.com/Our-Brands/Oreo diakses 6 Januari 2023.