c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

CATATAN VALID

08 Maret 2023

16:30 WIB

Negara-Negara Pemberi Subsidi Kendaraan Listrik

Pemerintah Indonesia ternyata bukan yang pertama memberikan subsidi untuk pembelian kendaraan listrik.

Penulis: Kevin Sihotang

Editor: Rikando Somba

Negara-Negara Pemberi Subsidi Kendaraan Listrik
Negara-Negara Pemberi Subsidi Kendaraan Listrik
Pengemudi mengisi daya mobil listrik Hyundai Ionic 5 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/10/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta.

Pemerintah Indonesia secara resmi akan memberikan subsidi untuk pembelian kendaraan listrik per 20 Maret 2023 mendatang. Banyaknya kendaraan listrik yang disubsidi adalah 200 ribu unit untuk motor dan 35.900 unit untuk mobil. Adapun pemberian subsidi ini akan dilakukan hingga Desember 2023. 

Ya, melalui subsidi ini, pemerintah kita tengah berupaya mempercepat pemakaian kendaraan listrik di masyarakat demi terwujudnya ketahanan energi dan menjaga kualitas udara agar tetap bersih. 

Tak hanya pemerintah Indonesia, pemerintah dari berbagai negara lain juga melakukan hal yang sama. Negara mana sajakah itu?

Malaysia
Per 1 Januari 2022, produsen kendaraan listrik di Malaysia menerima berbagai insentif seperti pembebasan pajak, termasuk untuk impor, cukai, dan penjualan. Sementara itu, konsumen dapat mengklaim keringanan pajak untuk memiliki kendaraan listrik. 

Keringanan pajak yang dimaksud di sini di antaranya pembebasan pajak jalan (road tax), dan pajak pribadi hingga 2.500 ringgit atau setara Rp8,58 juta (kurs Rp3.432). Pajak pribadi mencakup biaya-biaya seperti pembelian perangkat pengisi daya, instalasi hardware pengisian daya, hingga biaya langganan (subscription fee) fasilitas pengisian daya. Kebijakan ini berlaku hingga Desember 2023. 

Singapura
Mengutip laman resmi Kementerian Transportasi Singapura, per 1 Januari 2021 hingga 31 Desember 2023, pemerintah Singapura memberi insentif bagi para pembeli kendaraan listrik. Insentif ini berupa potongan harga sebesar 45 persen dari biaya pendaftaran tambahan (additional registration fee/ARF) maksimal hingga $20 ribu (Dollar Singapura) atau setara dengan Rp228,44 juta (kurs Rp11.422). 

Selain itu, pemerintah Singapura juga menurunkan batas bawah kategori pemberian insentif ARF ini dari $5.000 ke $0. Dengan kata lain, di sini ada tambahan insentif lagi sebesar $5.000.




Bahkan, untuk kategori kendaraan elektrik tertentu, pemerintah Singapura memberi tambahan insentif sebesar $5.000 (Rp57,1 juta) untuk mobil pribadi dan tambahan $7.500 (Rp85,68 juta) untuk taksi. Bila ditotal, konsumen mobil listrik di Singapura dapat merasakan “manfaat” yang diberikan pemerintahnya dengan nilai hingga $45.000 (Rp514,21 juta).

Inggris
Pemerintah Inggris sudah memberikan insentif pembelian kendaraan listrik sejak 2011. Saat itu, pemerintah Inggris memberikan subsidi sebesar 2.500 poundsterling (Rp46,25 juta) untuk pembelian mobil listrik dengan harga di bawah 32.000 poundsterling (Rp591,63 juta). 

Namun, per Desember 2022, insentif itu diturunkan menjadi 1.500 poundsterling (Rp27,74 juta). Skema subsidi ini berhasil meningkatkan penjualan listrik di Inggris dari di bawah 1.000 unit di tahun 2011, menjadi nyaris 100.000 unit di lima bulan pertama tahun 2022.

Prancis
Pemerintah Prancis juga punya program insentif pembelian mobil listrik yang mereka sebut dengan ecological bonus. Warga Prancis yang mau membeli mobil listrik akan menerima insentif sebesar 6.000-7.000 euro atau setara Rp98,45 juta – 114,86 juta (kurs Rp16.408). Insentif itu akan diberikan untuk pembelian mobil listrik dengan harga di bawah 47.000 euro (Rp771,01 juta). 

Selain itu, pemerintah Prancis juga akan memberikan insentif sebesar 5.000 euro (Rp82,02 juta) bagi warganya yang akan mengganti mobil bensin atau dieselnya dengan mobil listrik. Namun, jumlah itu akan disesuaikan dengan tingkat pendapatan warga tersebut. 

Tak hanya itu, pemerintah Prancis juga memberi subsidi untuk pengisian daya mobil listrik. Hal ini dilakukan agar warganya yang baru berpindah ke mobil listrik tak terlalu “terpukul” dengan kenaikan biaya listrik di sana. 

Jerman
Insentif pembelian mobil listrik di Jerman berhasil mendongkrak penjualan mobil listrik di sana hingga 1 juta unit per Juli 2021. Jerman sendiri menargetkan penjualan mobil listrik hingga 15 juta unit di tahun 2030. 

Namun, Jerman menurunkan jumlah subsidi dari yang tadinya 6.000 euro (Rp98,42 juta) menjadi 4.500 euro (Rp73,81 juta) untuk setiap pembelian mobil listrik dengan harga di bawah 40.000 euro (Rp656,17 juta). Untuk pembelian mobil listrik dengan harga di atas 40.000 euro, Jerman memberi subsidi sebesar 3.000 euro (Rp49,22 juta). Nilai ini turun dari yang tadinya sebesar 5.000 euro (Rp82,03 juta). 


Referensi

ASEAN Briefing. (2022). Electric vehicles in Malaysia: tax incentives for owners and manufacturers. Diakses dari: Electric Vehicles in Malaysia: Tax Incentives for Owners and Manufacturers (aseanbriefing.com) 

Electrek. (2022). The UK scraps its £1.500 new EV grant a year early – here’s why. Diakses dari: The UK scraps its £1,500 new EV grant a year early | Electrek

Euronext. (2022). Helping you switch to electric cars: how do countries in Europe compare? Diakses dari: Helping you switch to electric cars: How do countries in Europe compare? | Euronews


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar