18 Oktober 2023
17:40 WIB
Penulis: Kevin Sihotang
Editor: Rikando Somba
Jalan tol memiliki berbagai manfaat bagi masyarakat. Bagi penggunanya, jalan tol akan mempersingkat waktu tempuh. Namun sejatinya ada tujuan dan manfaat yang lebih luas dari jalan tol.
Mengutip situs resmi Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), tujuan penyelenggaraan jalan tol di antaranya memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang, meningkatkan pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan, serta meringankan beban dana Pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan.
Sementara manfaat diselenggarakannya jalan tol adalah mendorong perkembangan wilayah dan meningkatkan ekonomi, meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas orang dan barang, dan menghemat biaya operasi kendaraan dan waktu.
Nah, jalan tol manakah yang pertama kali dibangun di Indonesia?
Berikut ini adalah 3 jalan tol tertua di Indonesia. Jalan tol pertama sekaligus tertua di tanah air adalah Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi). Jalan tol yang memiliki panjang 59 km ini mulai dibangun pada tahun 1973 dan diresmikan pada 1978. Pembangunan jalan tol ini menelan biaya hingga Rp16 miliar.
Pemerintah Indonesia yang saat itu berada di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto membentuk PT Jasa Marga sebagai BUMN pengelola tol. Jagorawi kini sudah terhubung dengan banyak jalan tol, seperti Jalan Tol Dalam Kota, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, Jalan Tol Bogor Ring Road, Jalan Tol Cimanggis – Cibitung, Jalan Tol Cinere-Jagorawi, dan Jalan Tol Ciawi-Sukabumi.

Jalan tol tertua kedua yang dibangun setelah Jagorawi adalah Jalan Tol Semarang ABC. Jalan tol ini memiliki panjang 24,75 km dan dioperasikan sejak tahun 1983. Semarang ABC merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa yang tersambung langsung dengan Jalan Tol Semarang-Solo di ujung selatan, dan Tol Semarang-Batang di ujung barat.
Sementara, jalan tol tertua ketiga di Indonesia adalah Jalan Tol Jakarta-Tangerang. Panjang jalan tol ini mencapai 33 km dan diresmikan pada tahun 1984. Jalan tol ini juga menjadi penghubung bagi beberapa ruas tol lain yang berada di lingkup Jakarta dan Banten, seperti ruas tol Tangerang-Merak, ruas tol dalam kota Jakarta, ruas tol lingkar luar Jakarta 1, dan ruas tol lingkar luar Jakarta 2.
Mengutip data BPJT Kementerian PUPR, hingga September 2023, Indonesia sudah memiliki 71 ruas jalan tol operasi yang dikelola oleh 59 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dengan total panjang jalan tol mencapai 2.760 kilometer (km).
Kini, Kementerian PUPR menargetkan hingga akhir 2024 nanti, Indonesia akan memiliki total panjang jalan tol tersambung mencapai 3.196 km.
Referensi:
BPJT PU. (2023). 3 Jalan tol tertua yang telah beroperasi di Indonesia. Diakses dari: https://bpjt.pu.go.id/berita/3-jalan-tol-tertua-yang-telah-beroperasi-di-indonesia#:~:text=Jalan%20Tol%20Jakarta%20%2D%20Bogor%20%2D%20Ciawi%20atau%20yang%20dikenal%20Jalan%20Tol,terus%20beroperasi%20sampai%20saat%20ini.
BPJT PU. (2023). Tujuan dan manfaat jalan tol. Diakses dari: https://bpjt.pu.go.id/konten/jalan-tol/tujuan-dan-manfaat
Kementerian PUPR. (2023). Target Tersambung 3.196 Km Pada Akhir Tahun 2024, Kementerian PUPR Komitmen Wujudkan Penyelenggaraan Jalan Tol yang Berkelanjutan. Diakses dari: https://pu.go.id/berita/target-tersambung-3196-km-pada-akhir-tahun-2024-kementerian-pupr-komitmen-wujudkan-penyelenggaraan-jalan-tol-yang-berkelanjutan