16 Januari 2024
17:00 WIB
Penulis: Bayu Fajar Wirawan
Editor: Rikando Somba
Adidas adalah perusahaan sepatu dan pakaian olahraga terbesar di Eropa dan kedua terbesar di dunia setelah Nike. Adidas sendiri berasal dari Jerman. Perusahaan ini dinamakan atas pendirinya, Adolf (Adi) Dassler, yang mulai memproduksi sepatu pada 1920'an di Herzogenaurach dekat Nuremberg.
Rancangan baju dan sepatu dari Adidas sangat simpel dan mudah dikenali. Setiap produknya ada tiga strip paralel dengan warna dan motif yang sama sebagai logo resmi perusahaan tersebut. Ada pendapat yang menyatakan bahwa sebetulnya Adidas adalah sebuah singkatan dari sebuah kalimat, yaitu "All Day I Dream About Sports". Bila tiap huruf pertama diambil lalu disusun, akan membentuk kata Adidas.
Sejarah Adidas Di Rusia
Pesatnya produk Adidas di Rusia bermula pada era Uni Soviet. Pada tahun 1980, sebelum Moskow menjadi tuan rumah Olimpiade 1980, Adidas menandatangani sebuah kesepakatan dengan pemerintah Uni Soviet dan memasok tim nasional negara itu dengan seragam bergaris-garis.
Sebetulnya, Leonid Brezhnev, pemimpin Soviet kala itu, tidak suka melihat atlet-atlet Soviet bertanding dengan bahan pakaian buatan Barat. Namun apa daya, karena kualitas tekstil di negeri tirai besi tersebut yang kurang baik, akhirnya sebagai pemimpin tertinggi akhirnya ia pun menerima produk tersebut dengan satu syarat.
Apa syarat tersebut? Yaitu, dengan cara menghilangkan tiga garis logo adidas, menjadi dua garis saja. Tapi apakah upaya menghilangkan tiga logo adidas berhasil? Tentu saja tidak, malah lebih pada sia-sia. Pada kenyataannya atlet Uni Soviet saat itu banyak mengenakan produk Adidas dengan tiga garis sebagai simbolnya. Pada akhirnya, Pasca-Olimpiade, popularitas merek Adidas seketika melonjak di Uni Soviet.
Menjadi Tren
Pada awal tahun 80-an, tracksuit Adidas menjadi gaya pakaian paling trendi di Uni Soviet. Setiap orang ingin membeli produk pakaian tersebut. Namun kenyataannya, hanya orang-orang tertentu saja yang mampu membeli produk aslinya, ini disebabkan karena harga produk aslinya sangat mahal.
Pada saat itu, terdapat steoreotif bahwa mereka yang menggunakan produk Adidas adalah orang yang mampu atau berada. Akibatnya, seluruh industri tekstil saat itu berlomba mengeluarkan produk tiruan yang lebih murah. Saat itu banyak ditemui merek-merek palsu berupa plesetan dari Adidas seperti; “Adidos”, “Abibas”, dan mereka-mereka palsu lainnya.
Setelah jatuhnya Uni Soviet, era baru kapitalisme dimulai. Adidas menjadi simbol aspirasi baru, khususnya dalam dunia kriminal. Pada tahun 1990'an, mafia merekrut mantan atlet seperti atlet angkat besi atau pegulat untuk bekerja sebagai penegak hukum. Karena paparan mereka terhadap budaya Barat saat bepergian ke luar negeri, para pria ini hanya berkeliaran di jalanan dengan pakaian olahraga yang biasa mereka gunakan.
Tak lama kemudian, pakaian olahraga Adidas berwarna hitam berkembang menjadi seragam resmi para gopnik.
Lalu siapa itu gopnik?
Tentang Gopnik
Gopnik adalah sebuah stereotip dan subkultur di Russia, Ukraina, Belarusia, atau di beberapa negara bekas Uni Soviet dan semenanjung Balkan lainnya. Gopnik erat hubungannya dengan pria muda kelas bawah dari daerah pinggiran kota. Gopnik biasanya berasal dari keluarga yang berpendidikan dan berpenghasilan rendah. Secara umum gopnik sering disebut dengan istilah gopniky. Jika mereka perempuan, mereka biasa disebut dengan istilah gopnitsa, dan jika berkelompok, sebutan mereka adalah gopota.
Penamaan Gopnik berasal dari singkatan GOP dan NIK. GOP sendiri merupakan singkatan dari Gorodskoye Obshchestvo Prizreniya, yaitu sebuah rumah penampungan untuk rakyat kurang mampu yang dibuat oleh Pemerintah Bolshevik setelah Revolusi Oktober pada tahun 1917. Sedangkan, NIK berarti "orang yang" atau kalau dalam bahasa Inggris sama halnya dengan imbuhan 'Er'.
Di Rusia, Gopnik mudah sekali dikenali berdasarkan ciri-cirinya seperti; kepala gundul, sering nongkrong dengan posisi jongkok, melipat tangan bak kepiting sambil memegang bir, dan juga memakan bunga matahari, serta sering berkata dan bersikap kotor.
Tentu semua ini ada alasannya. Kebiasaan berjongkok dan dengan gaya tangan bak kepiting ini, tak lepas dari perilaku yang dipelajari dari budaya penjara Rusia untuk menghindari duduk di tanah yang dingin. Dan tentunya dari semua penjelasan di atas, yang menjadi ciri utama dari para gopnik ini adalah menggunakan tracksuit Adidas, berupa; topi datar, jaket, sepatu dan juga ransel.
Terkait dengan minuman beralkohol, biasanya para Gopnik lebih suka minum minuman beralkohol murah, seperti vodka berkualitas rendah dan bir ringan. Ini dilengkapi dengan kebiasaan mengonsumsi rokok murah, ponsel kelas bawah, dan bahkan senjata api. Selain itu, Orang-orang Gopnik juga seringkali mengendarai mobil klasik Lada atau BMW kuno sebagai alat transportasi, menggunakan topi flat cap, sepatu pantofel, sampai pada emas tiruan.
Secara personalitas, para Gopnik biasanya adalah orang-orang bebas, sulit diatur dan memiliki percaya diri yang sangat tinggi.
Terlepas dari atributnya tersebut, sebenarnya orang-orang gopnik itu memiliki jiwa nasionalisme, dan memiliki pandangan anti barat yang kuat. Ini dibuktikan dengan pilihan musik mereka yang tidak kebarat-baratan. Mereka lebih menyukai musik chanson Rusia ber genre blatnaya pesnya, atau jenis musik hardbass bertempo cepat, dan suara yang dinamis. Para Gopnik memang gemar mendengarkan lagu genre tersebut, sembari berdansa atau berjoget, dengan gerakan yang monoton tanpa terlihat rasa bosan.
Lebih eksrim lagi, karena memiliki pandangan anti barat yang kuat, seorang gopniky dengan senang hati menghajar anak-anak berselera musik punk, rapper, dan para pencinta musik Barat lainnya yang populer di Uni Soviet pada dekade 1980.
Gopnik, Adidas Dan Kriminalitas
Setelah runtuhnya Uni Soviet, terdapat pergeseran makna gopnik. Dalam bahasa slang Rusia, Istilah GOP telah bergeser maknanya menjadi pemalakan ataupun perampokan. Oleh karena itu, gopnik diidentifikasikan menjadi perampok ataupun pemalak, dan biasanya terjadi di jalanan.
Dalam bahasa gaul, gopnik seringkali dikenal dengan istilah gop-stop, yaitu orang-orang yang memberhentikan orang lain di tengah jalan untuk meminta uang, handphone, rokok, ataupun benda berharga lainnya.
Di Rusia, Gopnik seringkali diidentifikasikan sebagai pelanggar hukum. Setelah Uni Soviet runtuh, tracksuit Adidas menjadi sangat populer di dunia kriminal. Kebanyakan tahanan akan mengenakan tracksuit karena banyak penjara yang tidak memiliki seragam.
Selain itu, selama tahun 90-an, beberapa mantan atlet terpaksa berbuat kriminal demi menyambung hidup. Dan mereka mengenakan pakaian yang sama seperti saat sedang dalam pelatihan.
Pada prosesnya, tracksuit Adidas menjadi model pakaian pimpinan-pimpinan perusahaan yang dijalankan oleh mafia saat itu. Sama halnya dengan apa yang dilakukan oleh bandit-bandit kelas teri, atau yang biasa disebut gopnik di Russia.
Gopnik Saat Ini
Gopnik saat ini kurang umum di kota-kota besar, namun masih dapat ditemukan di daerah pedesaan di Rusia. Menurut Sosiolog Vera Gavrilyuk asal Russia, perilaku gopnik tak berubah sampai hari ini. Kemudian ia melanjutkan bahwa, orang-orang gopnik yang mengaku sebagai warga biasa, tak lain adalah warga yang buta huruf dan agak antisosial.
“Konsep pandangan dunia mereka (gopnik) adalah menolak semua nilai budaya, seperti pendidikan, toleransi, ketenagakerjaan, dan aspirasi untuk pengembangan diri,” ujarnya
Pada pandangan lain, Andrey Yanovski sejarawan Russia menyebutkan bahwa seiring dengan majunya suatu negara, keberadaan gopnik lama-kelamaan akan menghilang. Ia menilai bahwa budaya gopnik sulit untuk berkembang biak. Dan itu semua bisa terlihat dari proses seleksi alam.
Menurutnya, pada dasarnya gopnik secara bertahap akan terpecah menjadi tiga kelompok. Pertama, mereka yang melanjutkan “karir” menjadi penjahat profesional dan berujung masuk penjara. Kedua, beberapa yang meninggal karena overdosis obat-obatan atau perkelahian jalanan. Ketiga, mereka yang keluar dari jalanan dan memutuskan untuk tidak ingin bergabung dengan dua kelompok pertama, sehingga mereka keluar dari jalanan. Sehingga ini semua akan menyebabkan populasi gopnik akan dengan sendirinya punah.
Dahulu di masa booming-nya Adidas di era 1980. Pemerintah memandang Adidas itu sama seperti celana jin, bubblegum, dan barang-barang Barat lainnya. Saat itu, tak ada yang bisa pemerintah Rusia lakukan sekalipun mereka membuat sebuah slogan yang berbunyi, “Tot, kto nosit Adidas, zavtra Rodinu prodast!”, yang berarti siapa pun yang memakai Adidas sama dengan menjual tanah airnya besok.
Pada saat itu, slogan tersebut tidak berpengaruh pada para gopniky yang gemar menggunakan produk Adidas. Namun pada masa kini, kurva itu sepertinya telah menurun. Keberadaan gopniky jauh telah berkurang dari tahun ke tahun seiring dengan majunya perekonomian Rusia.
Berikut sekelumit cerita mengenai Gopnik, Adidas dan kriminalitas. Mungkin di belahan dunia lain terdapat pola yang serupa seperti yang terjadi di Rusia saat itu. Dengan tingkat pendidikan dan penghasilan yang rendah, disertai runtuhnya suatu negara akan menyebabkan potensi kriminalitas dimana-mana, termasuk pada kriminalitas kelas teri seperti pemalakan, perampokan di jalan.
Bila Sobat Valid gemar travelling ke berbagai macam dunia, tidak ada salahnya untuk mempelajari budaya satu daerah. Mengapa ? Tentunya agar kita dapat beradaptasi, mengerti bagaimana harus bersikap secara baik di daerah tersebut. Dan, bila Anda saat ini adalah penggemar brand dari Adidas, tidak perlulah terlalu khawatir akan dicap sebagai gopniky. Toh, kita tidak tinggal di negeri Rusia sana.
Referensi:
A Study of The Origin of Gopnik, a Stereotyped Subculture in Russia (discussify.ru)
State-Owned Giants Team Up to Set Up Drugmaker - The Moscow Times
A Timeline of the adidas Tracksuit in Youth Culture (highsnobiety.com)
Why Are Russians So Obsessed With Adidas? (eatliver.com)
Adidas, a love story: how Russians fell for the iconic three stripes — New East Digital Archive (new-east-archive.org)
Russian Gopniks: How to look like you belong - Russia Beyond (rbth.com)
Gopniki - Gopniks - Russian youth subculture (subcultureslist.com)
Why are hooligans called ‘gopniks’ in Russia? - Russia Beyond (rbth.com)
6 superpowers of the Russian gopnik - Russia Beyond (rbth.com)
Thugs, Rednecks, Nationalists: Understanding Russia's Gopnik Culture - The Moscow Times