c

Selamat

Senin, 17 November 2025

CATATAN VALID

31 Maret 2023

18:00 WIB

Kenapa Rasa Bosan Bikin Mengantuk?

Kadar adenosin yang tinggi pada nucleus accumbens dapat menjelaskan mengapa saat bosan kita memiliki kecenderungan untuk tertidur

Penulis: Mohammad Widyar Rahman

Editor: Rikando Somba

Kenapa Rasa Bosan Bikin Mengantuk?
Kenapa Rasa Bosan Bikin Mengantuk?
Ilustrasi seseorang sedang mengantuk saat bekerja. Shutterstock/Stokkete

Pernahkah kita mengalami rasa kantuk di saat justru kita perlu fokus, misalnya saat bekerja, belajar, dan sebagainya? Hal tersebut merupakan suatu hal yang manusiawi. 

Biasanya kita sering menentang rasa kantuk dengan beragam cara. Ada yang bergerak macam berolah raga ringan. Ada pula yang minum kopi atau teh untuk bisa tetap terjaga. Akan tetapi, mungkin kita juga pernah mengalami keinginan yang tak terhindarkan untuk tidur dalam situasi yang terasa bosan.

Sebagai emosi, rasa bosan merupakan emosi negatif atas perasaan tidak terlibat atau terikat oleh suatu peristiwa atau aktivitas. Emosi ini juga muncul akibat ketidaktertarikan atas suatu peristiwa atau aktivitas sehingga dapat menyebabkan kebosanan. Lalu,  kenapa rasa bosan dapat menyebabkan rasa kantuk?    

Para peneliti di International Institute for Integrative Sleep Medicine (WPI-IIIS) Universitas Tsukuba dan School of Basic Medical Sciences Departemen Farmakologi Universitas Fudan melaporkan hasil penelitiannya tentang kontribusi yang menonjol secara tidak langsung pada aktivitas sel saraf (nucleus accumbens) di otak terhadap kendali tidur yang terkait dengan motivasi.

Nucleus accumbens ini merupakan sel saraf yang berada pada area otak yang disebut otak depan basal. Bagian otak ini yang dikaitkan dengan motivasi, kesenangan, dan respon terhadap suatu perilaku secara positif. Sistem saraf pada area ini pula yang telah lama diketahui dapat mendorong tidur.

Faktor Adenosin
Hasilnya, para peneliti ini menemukan bahwa sel saraf nucleus accumbens memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memudahkan tidur yang tidak dapat dibedakan dengan tidur secara alami. Tidur jenis ini dikenal sebagai slow-wave sleep. Hal ini disebabkan adanya adenosin yang telah lama diketahui dapat menjadi sebab rasa kantuk ketika adenosin terikat dengan reseptornya dalam nucleus accumbens

Di otak, adenosin merupakan senyawa kimia pembawa pesan antar saraf dan berfungsi sebagai penghambat sel saraf (neurotransmitter penghambat).

Dengan kata lain, adenosin juga dapat bertindak sebagai depresan atau substansi yang memperlambat proses tubuh sistem saraf pusat. Saat terjaga, kadar adenosin pada otak akan semakin meningkat setiap jamnya. Semakin meningkat kadar adenosin, maka rasa kantuk akan semakin kuat.

Karena nucleus accumbens yang menjadi sebab kantuk dipengaruhi oleh faktor motivasi, maka  ketiadaan motivasi dapat meningkatkan kadar adenosin pada nucleus accumbens. Ini menjelaskan  mengapa saat bosan kita memiliki kecenderungan untuk tidur.

Kemudian, bagaimana cara mengatasi rasa kantuk karena rasa bosan? Menurut hasil penelitian ini tidur siang saja tidak cukup banyak membantu mengatasinya. Bahkan, para peneliti menemukan bahwa kurang tidur tidak memengaruhi cara merespons simulasi kebosanan.

Tapi, secangkir kopi atau teh dapat membantu. Hal ini disebabkan kafein yang terkandung dalam kopi atau teh dan adenosin termasuk golongan bahan kimia yang sama sehingga kafein dapat “mengelabui” reseptor adenosin. Begitu molekul kafein berikatan dengan reseptor tersebut, reseptor tidak akan menanggapi sinyal mengantuk dari adenosin.

Selain itu, tubuh yang terhidrasi penting untuk meningkatkan energi, sehingga kita perlu memastikan asupan air setiap hari secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian, hanya 2% dehidrasi saja akan berdampak buruk pada fungsi otak kita.

Betapapun ringannya, dehidrasi bukanlah kondisi yang diinginkan. Karena adanya ketidakseimbangan fungsi homeostatis (fungsi keseimbangan kondisi tubuh, seperti suhu tubuh, tekanan darah, dan sebagainya).


Referensi:
Ana Adan (2012) Cognitive Performance and Dehydration, Journal of the American College of Nutrition, 31:2, 71-78
https://www.eurekalert.org/news-releases/901025#:~:text=A%20new%20paper%20published%20in,stimuli%2C%20i.e.%2C%20when%20bored. [diakses pada tanggal 30 Maret 2023]
Oishi, Y., Xu, Q., Wang, L. et al. Slow-Wave Sleep Is Controlled By A Subset Of nucleus accumbens Core Neurons In Mice. Nat Commun 8, 734 (2017).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar