c

Selamat

Senin, 17 November 2025

CATATAN VALID

15 Juli 2022

18:30 WIB

Kenapa Hujan Membuat Kita Mengantuk?

Rasa mengantuk saat hujan disebabkan apa yang disebut Pink Noise dari suara hujan, ditambah dengan kurangnya sinar matahari

Penulis: Mohammad Widyar Rahman

Editor: Rikando Somba

Kenapa Hujan Membuat Kita Mengantuk?
Kenapa Hujan Membuat Kita Mengantuk?
Ilustrasi warga berjalan menggunakan payung saat hujan lebat di kawasan Sarinah Thamrin, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Apa yang bisa kita lakukan saat hujan? Sebagian orang mungkin memilih untuk bersantai melakukan aktivitas kesukaannya, misalnya membaca buku. Tapi, pernahkah kita sadari bahwa saat hujan membuat terasa mengantuk. Memang hujan bisa membuat kita mengantuk?

Banyak orang bilang suara rintik hujan yang mengenai jendela bisa membuat mereka langsung tertidur. Bahkan, orang sering menyalakan rekaman suara hujan untuk membantu mereka tertidur di malam hari.  

Ada beberapa alasan mengapa hari hujan bisa membuat kita mengantuk. Faktor pertama disebabkan kurangnya sinar matahari. Saat hari cerah, tubuh melepaskan lebih sedikit melatonin dan lebih banyak serotonin. Hal ini membuat orang merasa lebih waspada dan ceria. Akan tetapi, justru kurangnya cahaya pada saat hujan dapat memiliki efek sebaliknya yang mungkin merasa mengantuk.

Kedua, kelembaban udara pada saat hujan juga turut memengaruhi. Akibatnya, tubuh harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan homeostasis (mekanisme tubuh menjaga kestabilan suhu). Hal ini bisa melelahkan, membuat banyak orang menahan diri untuk tidak menutup matanya.

Baca juga: Tanda-tanda Kaca Film Mobil Harus Diganti

Kemudian, faktor ketiga dan paling berperan penting yaitu suara hujan. Suara hujan dikenal juga sebagai pink noise. Pink noise mencakup semua frekuensi yang dapat didengar manusia. Secara khusus suara jenis ini mengandung intensitas yang sama di setiap oktaf, tetapi volume nada berkurang 3 desibel pada setiap kenaikan oktaf.

Para ahli percaya bahwa jenis suara ini membuat kita mudah tidur. Sebuah studi tahun 2012 menemukan bahwa pink noise yang stabil memiliki efek signifikan dalam mengurangi kompleksitas gelombang otak dan mendorong waktu tidur yang lebih stabil guna meningkatkan kualitas tidur.

Di alam, suara hujan bukan satu-satunya sumber pink noise. Contoh lain yang bisa kita dengar, misalnya gemerisik daun, angin, air terjun, ombak laut dan bahkan suara detak jantung kita sendiri.

Perlu diingat pula, hujan bukan satu-satunya kondisi cuaca yang memengaruhi tubuh manusia. Apabila di belahan dunia yang mengalami musim dingin selama beberapa bulan, wilayah tersebut sangat sedikit mendapatkan sinar matahari. Hal ini dapat menyebabkan iritabilitas dan kelesuan. Banyak orang mengalami kondisi yang disebut Seasonal Affective Disorder, atau disebut juga depresi.

Baca juga: Menjaga Agar Sepatu Kulit Tetap Awet

Musim dingin membuat orang lebih banyak menderita sakit. Hal itu disebabkan penyakit seperti flu tumbuh dan menyebar lebih mudah saat musim dingin. 

Selama musim dingin juga lebih banyak yang terkena stroke dan serangan jantung. Hal ini disebabkan udara dingin dapat meningkatkan tekanan darah, penyempitan pembuluh darah dan pembekuan trombosit.

Kebalikannya, orang sering mengalami tekanan darah rendah di musim panas. Peningkatan sinar matahari dapat menyebabkan tubuh membangun serotonin, yang mengarah pada peningkatan suasana hati. Beberapa peneliti percaya bahwa menghabiskan waktu di luar ruangan pada hari yang cerah dapat meningkatkan pemikiran kreatif.

Jadi, meskipun pink noise dari suara hujan dapat membantu memudahkan tidur, bukan berarti setiap hujan harus tidur. Yang penting, menjaga pola tidur karena dapat memberikan banyak manfaat positif bagi kesehatan tubuh.


Referensi:
https://www.sleepfoundation.org/noise-and-sleep/pink-noise-sleep [diakses pada tanggal 28 Juni 2022]
https://www.wonderopolis.org/wonder/Why-Does-Rain-Make-You-Sleepy [diakses pada tanggal 28 Juni 2022]
Zhou J, Liu D, Li X, Ma J, Zhang J, Fang J. 2012. Pink noise: effect on complexity synchronization of brain activity and sleep consolidation. J Theor Biol. 2012 Aug 7;306:68-72. doi: 10.1016/j.jtbi.2012.04.006. Epub 2012 Apr 25. PMID: 22726808.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar