c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

CATATAN VALID

15 Juli 2024

16:22 WIB

Jejak Seteru Spanyol-Inggris, Tak Hanya Di Sepak Bola

Lapangan sepak bola tak jadi satu-satunya tempat bertanding Spanyol-Inggris. Sejak abad ke-16, kedua negara telah terlibat baku hantam militer.

Penulis: Novelia

<p>Jejak Seteru Spanyol-Inggris, Tak Hanya Di Sepak Bola</p>
<p>Jejak Seteru Spanyol-Inggris, Tak Hanya Di Sepak Bola</p>

Pemain timnas sepak bola Spanyol berebut bola dengan pemain timnas sepak bola Inggris saat pertandingan Final Piala Eropa di Olympiastadion Berlin, Senin (15/7/2024) dini hari WIB. X/Euro2024

Laga final Piala Euro 2024 mencapai puncaknya Senin, 15 Juli 2024 dini hari waktu Indonesia. Timnas Spanyol berhasil keluar sebagai juara setelah menaklukkan Inggris dengan skor 2-1 di Olympiastadion, Berlin. 

Pertandingan tersebut seolah jadi kelanjutan final Piala Dunia Wanita 2023 yang juga mempertemukan dua negara ini. Kala itu Spanyol berhasil menekuk Inggris dengan skor 1-0 di Stadium Australia, Sydney.

Rivalitas Mendarah Daging
Catatan pertemuan di lapangan hijau tersebut, ternyata tak jadi satu-satunya sejarah seteru antara Spanyol dan Inggris. Faktanya, bentrok antara dua bangsa Eropa ini sudah berjalan sejak abad ke-16. Raja Felipe alias Philip II (1527-1598) terkenal punya hubungan permusuhan dengan Ratu Elizabeth I (1533-1603) dari Inggris. 

Selain ketegangan dalam mempertahankan prinsip keagamaan, Philip II dan Elizabeth I punya cara pandang yang berbeda dalam hal konsep kenegaraan yang ingin dibangun. Berangkat dari perbedaan ini, masing-masing terus bersaing dan saling menjatuhkan, dalam rangka memperebutkan kekayaan dan pengaruh di tanah Eropa.

Seperti diungkapkan sebelumnya, hubungan tak harmonis antara kedua negara besar Eropa ini tak hanya terjadi di tataran penguasa masing-masing, namun juga rakyatnya. Tanpa diperintahkan oleh Sang Ratu, kapal-kapal perang Inggris kala itu kerap memburu kapal Spanyol di Karibia.   

Nah, segala bentuk perseteruan seolah terasa makin sah dilakukan, ketika di tahun 1580, Elizabeth menurunkan perintah langsung pada Kapten Francis Drake untuk mengganggu Spanyol di manapun mereka berada. Sang abdi pun menaati perintah pemimpinnya tersebut, dengan terus menggencarkan serangan ke berbagai wilayah yang dikuasai Spanyol. 

Salah satu target serangan Drake dan pasukannya adalah Panama dan daerah pantai barat Amerika Selatan. Di sana mereka melakukan penjarahan dan pembakaran, sebelum kemudian menuju utara ke kawasan yang kini kita sebagai California dan kemudian kembali ke Lautan Pasifik. Atas ‘jasa’ penghancurannya tersebut, pada 1582 Drake menerima penganugerahan gelar bangsawan langsung dari Ratu Elizabeth. 

Ketegangan Antar-Agama dan Perlawanan Terhadap Eksklusivitas
Perselisihan karena perbedaan agama sendiri, agaknya menjadi momok dalam berbagai konflik di tanah Eropa dulu. Hal ini pula yang terjadi pada Inggris dan Spanyol. Kekuasaan Philip II di Spanyol yang beragama Katolik, mendapat penolakan dari belasan provinsi di Negeri Tanah Rendah (sebutan bagi Belanda, Belgia, dan Luksemburg kala itu) yang kebanyakan menganut Protestan.

Asal tahu saja, Plilip II yang berasal dari Wangsa Habsburg adalah penerus Kaisar Romawi Suci Karl V (1500-1558). Habsburg sendiri merupakan salah satu dinasti paling menonjol di Eropa dengan silsilah rumit yang berakar dari Kekaisaran Romawi Suci. Dalam perkembangannya, keluarga kerajaan ini menjadi penguasa Jerman-Austria dengan wilayah yang terbentang antara Portugal hingga Transylvania, termasuk Spanyol di dalamnya.


Lukisan Felipe II oleh Titian. Dok/Wikipedia


Masalahnya, meski menguasai wilayah-wilayah lain, Philip II berkeras tidak akan mengunjungi wilayah di luar Spanyol sepanjang hidupnya. Sentralitas kekuasaan ini tak ayal makin membakar amarah warga Negeri-Negeri Tanah Rendah yang sejak awal tak terlalu senang dengan keyakinan sang raja. Pemberontakan pun digencarkan oleh wilayah-wilayah yang kemudian membentuk Republik Belanda tersebut. Nah, di sini, pasukan Inggris turut serta mendukung perlawanan di bawah komando Earl Leicester.

Perang berkobar. Serangan yang digencarkan tentara Inggris berbuah kemenangan di Cádiz pada tahun 1587. Pasukan Raja Philip sebenarnya telah bersiap menghadapi gempuran laut Inggris. Namun kelincahan sang lawan, ditambah cuaca buruk, berhasil merepotkan dan memaksa pasukan Spanyol mundur pada 1588.

Setahun setelahnya, pada 1589 barulah armada Spanyol berhasil menggagalkan serangan Inggris di La Coruña. Kesuksesan bertahan ini membuat ambisi Philip II membara untuk membalas perlakukan Inggris. Ia membangun lebih banyak kapal perang dan meningkatkan kualitas angkatan laut dengan tujuan melakukan pembalasan. 

Serangan demi serangan diluncurkan Spanyol ke Inggris pada tahun 1590-an. Ada yang berbuah kemenangan, namun ada juga yang berakhir nihil. Kebanyakan kegagalan diakibatkan pasokan logistik yang tak mencukupi, serta cuaca buruk yang terus menerpa saat mereka beraksi. 

Regenerasi Memilih Diplomasi
Ambisi Spanyol menyerang balik Inggris, akhirnya terkikis seiring kematian Philip II pada 1598. Raja baru Spanyol, Philip III lebih memilih langkah non-militer dalam menyelesaikan konflik turun temurun yang telah lama berlangsung. Hal sama juga rupanya dirasakan oleh pimpinan Inggris yang baru pengganti Elizabeth I, yakni James I.

Pada tahun 1604, Philip III dan James I melakukan negosiasi dan melahirkan kesepakatan untuk berhenti ikut campur dalam urusan militer yang terjadi di Irlandia dan Belanda. James I juga berjanji akan menghentikan segala serangan yang dilakukan kapal-kapal Inggris. Meski direspons dengan kekecewaan rakyat yang tetap ingin menunjukkan kekuatan Inggris di mata dunia, cara diplomasi ini tetap berjalan dan cukup efektif membawa perdamaian di masa depan.

Referensi:
Burgess, D. (2008). The Pirates' Pact: The Secret Alliances Between History's Most Notorious Buccaneers and Colonial America. New York: McGraw-Hill Professional.

Channing, E. (1977). A history of the United States. Hemel Hempstead: Octagon Books.

Graham, W. (1972). The Spanish Armadas . 

 




KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar