30 Juni 2025
13:30 WIB
Fenomena Brocken Spectre, Bayangan Raksasa Di Kabut
Fenomena langka, bayangan raksasa muncul di tebing berkabut dan viral di dunia maya. Seorang fotografer Inggris tak sengaja mengabadikan Brocken Spectre.
Penulis: Besyandi Mufti
Editor: Rikando Somba
Ilustrasi fenomena Brocken Spectre. Shutterstock/Vitalii_Mamchuk
Seorang fotografer alam liar dari East Yorkshire, Inggris, berhasil mengabadikan fenomena langka nan menakjubkan saat tengah mengamati burung-burung di tebing pantai. Chris Atkinson (44), yang juga bekerja di Penjara Hull, tidak sengaja menangkap bayangannya sendiri dalam bentuk raksasa yang tampak melayang di kabut saat berada di Bempton Cliffs, dekat Bridlington, pada 18 Oktober lalu.
Awalnya, Atkinson hanya berniat memotret burung elang peregrine. Namun, saat melihat pelangi melingkar di tengah kabut, ia menyadari ada sesuatu yang tak biasa.
Setelah bergerak mencari sudut cahaya yang lebih baik, ia baru memahami bahwa "makhluk bayangan" besar itu adalah dirinya sendiri, bukan orang atau mahluk lain. Ini lah yang dikategorikan sebagai fenomena optik Brocken Spectre.
Apa Itu Brocken Spectre?
Menurut Badan Meteorologi Inggris, Brocken Spectre adalah bayangan besar seorang pengamat yang diproyeksikan ke awan atau kabut ketika matahari berada di belakang pengamat. Fenomena ini sering tampak seperti sosok raksasa dengan lingkaran cahaya warna-warni di sekeliling kepala bayangan, efek yang disebut "glory".
Fenomena ini dinamai dari Gunung Brocken di Pegunungan Harz, Jerman, tempat fenomena ini pertama kali dicatat pada tahun 1780. Karena wilayah tersebut sering tertutup kabut hingga 300 hari dalam setahun, Brocken Spectre menjadi bagian dari legenda dan kisah rakyat setempat, bahkan sering dikaitkan dengan cerita penyihir dan makhluk supernatural.
Seiring viralnya foto tersebut di media sosial, foto Brocken Spectre milik Atkinson dibagikan oleh halaman Facebook RSPB Bempton Cliffs dan mendapat lebih dari 1.300 tanggapan. "Respons dari teman-teman dan kolega luar biasa positif. Foto ini langsung jadi yang terfavorit di album saya," kata Atkinson yang juga gemar memotret matahari terbenam dan bulan.
Dannie Jackson, Manajer Pengunjung RSPB Bempton Cliffs, menyebut fenomena ini belum pernah terlihat sebelumnya di kawasan itu. Ia menekankan bahwa kondisi cuaca harus sangat spesifik untuk menghasilkan efek seperti ini. "Ini soal berada di tempat dan waktu yang tepat," katanya.
Mitos Dibalik Fenomena Brocken Spectre
Fenomena Brocken Spectre tidak hanya menimbulkan kekaguman, tetapi juga melahirkan berbagai mitos. Di Skotlandia, sosok bayangan besar ini dikenal sebagai Big Grey Man of Ben Macdui, yang sempat dianggap sebagai makhluk misterius di Pegunungan Cairngorms. Kisah ini mencuat setelah Profesor John Norman Collie menceritakan pengalamannya yang merasa diikuti oleh sosok raksasa dalam kabut pada tahun 1890-an.
Secara ilmiah, Brocken Spectre terjadi karena cahaya matahari yang dipantulkan kembali oleh tetesan air di awan atau kabut, menciptakan ilusi bayangan yang tampak lebih besar dari aslinya. Bayangan ini bisa tampak bergerak karena perubahan pada lapisan awan. Bahkan, fenomena ini juga dapat terlihat dari pesawat atau balon udara, dan telah diamati oleh para astronot dari luar angkasa.
Fenomena serupa pertama kali dilaporkan oleh ekspedisi geodesi Prancis di Pegunungan Andes pada abad ke-18. Saat itu, Antonio de Ulloa dan Pierre Bouguer yang menyaksikan bayangan mereka dikelilingi oleh halo pelangi, yang kini dikenal sebagai "Ulloa’s halo" atau “glory”. Menariknya, setiap orang hanya bisa melihat glory di sekitar bayangan dirinya sendiri—sebuah pengalaman yang personal sekaligus magis.
Dalam budaya populer, Brocken Spectre telah menginspirasi banyak karya seni, mulai dari puisi Samuel Taylor Coleridge, novel klasik seperti Little Dorrit karya Charles Dickens, hingga film dan anime. Fenomena ini bahkan disebut dalam tulisan Carl Jung, yang mengaitkannya dengan makna psikologis tentang menghadapi bayangan diri sendiri.
Referensi: