c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

CATATAN VALID

22 Februari 2025

13:00 WIB

Es Batu, Dulu Hanya Bisa Dinikmati Orang Kaya

Dulu, es batu adalah barang mewah yang hanya bisa dinikmati orang kaya. Bagaimana kisahnya hingga kini jadi bagian hidup sehari-hari?

Penulis: Akbar Ramadhan

Editor: Rikando Somba

<p>Es Batu, Dulu Hanya Bisa Dinikmati Orang Kaya</p>
<p>Es Batu, Dulu Hanya Bisa Dinikmati Orang Kaya</p>

Ilustrasi Es Batu. Envato/FabrikaPhoto

Sobat Valid! Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana orang-orang zaman dulu mendapatkan es sebelum adanya lemari es? Ternyata, perjalanan es batu hingga menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari penuh dengan sejarah yang menarik. Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Sejak ribuan tahun lalu, manusia telah menemukan berbagai cara untuk mengumpulkan dan menyimpan es, bahkan di daerah dengan iklim panas. Orang-orang di Cina Kuno sekitar tahun 1000 SM sudah memotong dan menyimpan es untuk mengawetkan makanan. Sementara itu, masyarakat Mesir dan India memanfaatkan malam yang dingin dengan meletakkan air di pot tanah liat dangkal agar membeku secara alami.

Pada abad ke-18, para petani mulai memanen es dari kolam dan menjualnya. Namun, karena es tak bisa dipanen sepanjang tahun akibat perubahan musim, benda ini menjadi barang yang sangat langka dan mahal. Hanya kalangan kaya yang bisa menikmatinya, biasanya untuk membuat makanan penutup dan minuman dingin.

Untuk menjaga agar es tetap awet, masyarakat pada masa lalu menyimpannya dalam rumah es, yakni struktur bawah tanah yang tetap sejuk dan gelap. 

Salah satu metode penyimpanan es yang terkenal berasal dari Persia Kuno. Mereka menggunakan yakhchāl, sebuah ruang penyimpanan bawah tanah berbentuk kerucut, yang memungkinkan udara panas naik dan keluar dari bagian atasnya.

Perubahan Besar Pada Abad ke-19
Memasuki tahun 1800-an, industri es mulai berkembang pesat. Orang-orang di New England, Amerika Serikat, mulai memanen es dalam balok besar yang dipotong dari danau atau kolam, lalu mengirimkannya ke berbagai penjuru dunia menggunakan kapal tongkang atau kereta api. Es saat itu lebih banyak digunakan untuk kepentingan industri, terutama dalam penyimpanan maupun pengawetan pada proses distribusi daging dan hasil pertanian.

Tak lama setelah itu, es batu mulai masuk ke rumah tangga. Masyarakat Amerika menggunakan ice box atau kotak es yang terbuat dari kayu dan dilapisi timah atau seng, dengan balok es di dalamnya sebagai pendingin. 

Lemari es listrik modern baru tersedia untuk umum pada tahun 1927.

Masuknya Es Batu Ke Indonesia
Di Indonesia, es batu pertama kali masuk pada era kolonial Belanda, tepatnya pada tahun 1846. Saat itu, es batu balok diimpor dari Boston, Amerika Serikat ke Batavia (sekarang Jakarta), atas pesanan perusahaan Roselie en Co dan dicatat dalam surat kabar Javasche Courant

Kedatangan es batu ini bahkan membuat Bea Cukai Hindia Belanda – yang merupakan Indonesia saat ini – kebingungan karena mereka belum memiliki aturan mengenai impor es.

Untuk menjaga es tetap dingin selama perjalanan panjang, digunakan garam, amonia, serta kain wol guna memperpanjang masa pencairan. Saking mahalnya, es batu saat itu hanya bisa dinikmati oleh para pejabat Belanda. Es batu waktu itu dijual seharga 10 gulden per 500 gram, harga yang sangat tinggi di zamannya.

Bagi masyarakat pribumi, es batu dianggap sebagai sesuatu yang ajaib. Mereka menyebutnya sebagai "Kristal Ajaib" karena dapat membuat air menjadi dingin dan terasa membekukan tangan saat disentuh. Seiring waktu, manfaat es batu semakin dikenal, termasuk sebagai obat sariawan. 

Pemerintah Hindia Belanda bahkan menawarkan bonus antara 6.000 hingga 7.300 gulden bagi siapa saja yang bisa mengirimkan es ke rumah sakit di Batavia, Surabaya, dan Semarang.

Lahirnya Industri Es Batu di Indonesia
Industri es batu di Indonesia mulai berkembang pada tahun 1885 dengan berdirinya pabrik es pertama bernama N.V. Ijs Fabriek Hoo Hien di Semarang, Jawa Tengah. Pabrik ini didirikan oleh seorang pengusaha bernama Kwa Wan Hong, yang kemudian dijuluki sebagai "Raja Es". 

Kesuksesannya tak berhenti di situ. Pada tahun 1910, Kwa Wan Hong memperluas usahanya dengan mendirikan pabrik limun serta membuka tiga cabang pabrik es di Tegal, Pekalongan, Surabaya, dan Batavia.

Dari berbagai hal yang telah disampaikan, siapa sangka es batu yang kini begitu mudah kita dapatkan ternyata dulu merupakan barang mewah yang hanya bisa dinikmati oleh kaum elite? 

Dari inovasi penyimpanan di Persia Kuno hingga berkembangnya industri es di Indonesia, perjalanan es batu penuh dengan sejarah yang menarik. Kini, es bukan hanya sekadar pelengkap minuman, tetapi juga bagian penting dari berbagai industri. Jadi, saat menikmati segelas es teh manis, ingatlah bahwa di balik kesegarannya ada sejarah panjang yang luar biasa!


Referensi:

  1. Indiana Public Media. (2022). Diakses dari How did people get ice before refrigeration? pada 21 Februari 2025.
  2. Internasional Packaged Ice Association. (Tanpa Tahun). Diakses dari The History of Ice and The IPIA pada 21 Februari 2025.
  3. National Geographic. (2018). Diakses dari Sempat Menjadi Sajian Mewah, Begini Sejarah Es Batu di Indonesia pada 21 Februari 2025.
  4. RRI. (2024). Diakses dari Sejarah Awal Masuknya Es Batu di Indonesia pada 21 Februari 2025.

KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar