c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

CATATAN VALID

02 Juli 2024

16:30 WIB

Doorway Effect: Fenomena Lupa Mendadak Tapi Bukan Pikun

Lupa mendadak untuk melakukan sesuatu pernah kita alami, bukan. Tapi, jangan khawatir. Fenomena tersebut bukanlah karena kita kepikunan. Doorway effect bisa terjadi pada siapapun.

Penulis: Bayu Fajar Wirawan

Editor: Rikando Somba

<p><em>Doorway Effect</em>: Fenomena Lupa Mendadak Tapi Bukan Pikun</p>
<p><em>Doorway Effect</em>: Fenomena Lupa Mendadak Tapi Bukan Pikun</p>

Ilustrasi Doorway effect

Pernahkah Anda mengalami kondisi dimana sudah berada di suatu ruangan, baik itu kamar tidur, kamar mandi, atau dapur tapi tiba-tiba lupa hendak melakukan sesuatu?. Atau pernahkah anda mengalami kondisi dimana ingin berbicara tentang banyak hal dalam diskusi, namun tiba-tiba blank atau lupa?. 

Gak usah parno ya Sobat Valid. Ini bukan tanda kita mulai mengalami kepikunan?. Fenomena sering lupa semacam ini biasa dikenal sebagai doorway effect. Banyak yang mengalaminya.

Lantas apa sebenarnya doorway effect itu?

Doorway effect atau location updating effect adalah fenomena psikologis yang ditandai dengan hilangnya ingatan jangka pendek ketika melewati pintu atau berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Kita cenderung melupakan hal-hal penting segera setelah melewati suatu batas. Dan, sering kali melupakan apa yang sedang kita pikirkan atau rencanakan saat memasuki ruangan lain. Kejadian tiba-tiba lupa biasanya tidak menandakan masalah kesehatan serius. 

Saat kita berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain, otak kita mengalami semacam “reset” yang membuat kita lupa apa yang ingin dilakukan. Ini bisa terjadi karena otak kita sedang sibuk memproses banyak informasi sekaligus. 

Fenomena doorway effect dapat dialami oleh siapa saja, tidak terbatas pada kelompok usia atau latar belakang tertentu. Ini bsa dialami oleh semua orang, terutama ketika mereka sedang banyak pikiran atau multitasking.

Fenomena doorway effect pertama kali diungkapkan oleh Gabriel A. Radvansky dan David E. Copeland pada tahun 2006, dalam penelitiannya yang berjudul; Walking through doorways causes forgetting: Situation models and experienced space. Penelitian tersebut menyelidiki fenomena doorway effect, yaitu kecenderungan manusia untuk melupakan informasi saat berpindah ruangan melalui pintu. 

Radvansky dan Copeland menguji apakah perpindahan fisik melalui pintu dapat mengganggu pembaruan model situasi (situation model) dalam memori jangka pendek.

Pada prosesnya, penelitian doorway effect melibatkan beberapa eksperimen di mana partisipan diminta untuk mengingat objek-objek di ruangan saat berpindah melewati pintu atau tidak. Partisipan juga diminta untuk mengingat objek-objek saat berpindah ruangan tanpa melalui pintu. Terkait dengan penelitian tersebut, terdapat beberapa temuan yang menarik diantaranya yaitu; 

  1. Partisipan cenderung melupakan informasi tentang objek-objek saat berpindah ruangan melalui pintu, dibandingkan saat berpindah tanpa melewati pintu.
  2. Efek lupa ini lebih kuat saat partisipan diminta untuk mengingat detail-detail spesifik dari objek, dibandingkan hanya mengingat keberadaan objek.
  3. Perpindahan melalui pintu tampaknya mengganggu pembaruan model situasi dalam memori, menyebabkan informasi sebelumnya sulit diakses.

Singkatnya, penelitian tersebut memberikan gambaran bahwa perpindahan melalui pintu dapat memicu proses pembaruan model situasi dalam memori jangka pendek. Akibatnya, informasi yang diperoleh sebelumnya menjadi sulit diakses. Selain itu penelitian ini pun menyimpulkan bahwa perpindahan spasial mempengaruhi proses kognitif manusia.

Hubungan Doorway Effect Dengan Daya Ingat Jangka Panjang
Doorway effect jelas mempengaruhi daya ingat jangka pendek. Itu merupakan kesimpulan penelitian.  Namun apakah doorway effect juga berhubungan dengan daya ingat jangka panjang?. Jawabannya iya juga. Doorway effect juga berhubungan dengan daya ingat jangka panjang. Ada sejumlah penjelasan soal ini.  

  1. Memori Episodik: Doorway effect sering terjadi karena memori episodik kita, yang menyimpan informasi tentang peristiwa dan konteks di mana peristiwa tersebut terjadi. Ketika kita berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain, otak kita menganggapnya sebagai batasan baru, sehingga memori episodik kita “me-reset” untuk mempersiapkan episode baru.
  2. Pengelompokan Informasi: Otak kita cenderung mengelompokkan informasi berdasarkan konteks lingkungan. Ketika kita melewati pintu, otak kita mungkin menganggap informasi sebelumnya tidak relevan dengan konteks baru, sehingga informasi tersebut tidak diprioritaskan untuk diingat.
  3. Pengaruh pada Memori Jangka Panjang: Meskipun doorway effect lebih mempengaruhi memori jangka pendek, informasi yang sering diulang atau dianggap penting akan dipindahkan ke memori jangka panjang. Jika informasi yang dilupakan karena doorway effect tidak diingat kembali atau diulang, kemungkinan besar informasi tersebut tidak akan masuk ke memori jangka panjang.
  4. Retrieval Cues: Untuk mengatasi lupa akibat doorway effect, kita bisa menggunakan retrieval cues atau petunjuk pengingat. Misalnya, kembali ke ruangan asal atau mengingat konteks di mana informasi tersebut pertama kali muncul dapat membantu mengembalikan ingatan.

Setelah kita memahami mengenai doorway effect seperti penjelasan tersebut diatas. Lantas adakah cara mengatasi doorway effect tersebut? Tentu saja ada. Banyak cara atau strategi yang dapat kita lakukan untuk mengatasi doorway effect dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga, kita hanya perlu melakukan beberapa hal yang sederhana untuk mengatasi doorway effect seperti;

  1. Fokus pada Tugas: Cobalah untuk tetap fokus pada satu tugas pada satu waktu. Hindari multitasking yang berlebihan karena dapat meningkatkan kemungkinan lupa.
  2. Bawa Pengingat: Membawa objek yang terkait dengan tugas Anda ke ruangan lain dapat membantu mengingatkan Anda akan tujuan Anda. Misalnya, jika Anda pergi ke garasi untuk mengambil obeng, bawa sekrup bersama Anda.
  3. Catat Hal-Hal Penting: Menulis daftar tugas atau catatan kecil dapat membantu mengingat apa yang perlu dilakukan. Anda bisa menggunakan aplikasi catatan di ponsel atau buku catatan fisik.
  4. Latihan Kesadaran: Tingkatkan kesadaran Anda terhadap doorway effect dengan mengenali kapan efek ini sering terjadi dalam rutinitas Anda. Dengan lebih sadar, Anda bisa lebih siap menghadapinya.
  5. Metode Loci: Metode ini melibatkan mengasosiasikan objek-objek umum dengan pemikiran yang terperinci. Misalnya, bayangkan Anda meletakkan benda yang ingin diingat dalam lokasi tertentu secara imajinatif yang merangsang ingatan.
  6. Istirahat yang Cukup: Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup karena kurang tidur dapat mempengaruhi daya ingat.

Meskipun tampak sepele, doorway effect dapat berdampak signifikan pada kehidupan sehari-hari. Seperti halnya, seorang peneliti yang lupa membawa catatan penting saat pindah ke ruang rapat. Atau seorang ibu rumah tangga yang tidak dapat mengingat apa yang hendak diambilnya dari dapur. Pemahaman tentang doorway effect dapat membantu kita mengembangkan strategi untuk mengatasi masalah ini.

 

Referensi:

Radvansky, Gabriel A.; Tamplin, Andrea K.; Krawietz, Sabine A. (2010-12-01). "Walking through doorways causes forgetting: Environmental integration". Psychonomic Bulletin & Review. 17 (6): 900–904
McFadyen, Jessica; Nolan, Christopher; Pinocy, Ellen; Buteri, David; Baumann, Oliver (2021-03-08). "Doorways do not always cause forgetting: a multimodal investigation". BMC Psychology. 9 (1): 41
Stafford, Tom. "Why does walking through doorways make us forget?". www.bbc.com. Retrieved 2022-02-13.
The Doorway Effect: Why Walking Through Rooms Triggers Forgetting? (scienceabc.com)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar