c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

CATATAN VALID

22 Januari 2025

15:00 WIB

Dilema Hidup: Terpikat Pesona YOLO, Tergoda Bijak YONO

Dalam hidup, kita sering dihadapkan pada berbagai pilihan dilema. Salah satunya adalah antara YOLO dan YONO. Manakah yang lebih menggoda dan memikatmu?

Penulis: Bayu Fajar Wirawan

Editor: Rikando Somba

<p>Dilema Hidup: Terpikat Pesona YOLO, Tergoda Bijak YONO</p>
<p>Dilema Hidup: Terpikat Pesona YOLO, Tergoda Bijak YONO</p>

Ilustrasi YOLO dan YONO. Shutterstock/Mix and Match Studio

Apakah Sobat Valid pernah mendengar istilah YOLO atau YONO? Jika Sobat Valid adalah bagian dari generasi Milenial atau Gen Z, mungkin istilah ini sudah tidak asing lagi di telinga. Kedua istilah ini mencerminkan pendekatan yang berbeda dalam menjalani hidup dan membuat keputusan. Tapi, bagaimana kita seharusnya memilih di antara keduanya?

YOLO adalah singkatan dari "You Only Live Once" yang berarti "Anda hanya hidup sekali". YOLO mendorong kita untuk menjalani hidup dengan penuh pengalaman, mencoba hal-hal baru, dan menikmati momen tanpa terlalu banyak mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.

Sementara itu, YONO adalah singkatan dari "You Only Need One", yang berarti satu pilihan yang baik sudah cukup. YONO menekankan pentingnya kualitas dan pertimbangan matang dalam membuat pilihan hidup.

Dua pendekatan ini memiliki daya tariknya masing-masing, tergantung cara kita memandang hidup dan prioritas yang kita miliki. Lantas, apa sebenarnya makna di balik YOLO dan YONO, serta bagaimana keduanya dapat memengaruhi keputusan kita sehari-hari?

Sejarah YOLO dan YONO
YOLO adalah istilah yang mempromosikan konsep menikmati hidup dengan cara mengambil risiko dan menikmati momen karena hidup hanya sekali. YOLO mendorong orang untuk keluar dari zona nyaman dan menjalani hidup dengan penuh petualangan serta pengalaman baru.

Istilah ini menjadi populer pada awal tahun 2010-an dan sering dikaitkan dengan lagu "The Motto" oleh rapper Drake yang dirilis pada tahun 2011. Meskipun frasa ini sudah ada sebelumnya, penggunaan dalam lagu tersebut memperkenalkannya ke khalayak yang lebih luas. 

Istilah YOLO juga sering kali dikaitkan dengan Generasi Milenial (lahir antara tahun 1981 dan 1996). Mereka menggunakan istilah ini untuk mengekspresikan filosofi hidup mereka yang sering kali berorientasi pada pengalaman.

Sementara itu, YONO merupakan istilah yang menggambarkan keyakinan bahwa dalam banyak hal, satu pilihan yang baik sudah cukup. Ini bisa merujuk pada banyak konteks, mulai dari hubungan, keputusan karier, hingga pilihan gaya hidup. YONO menekankan pentingnya kualitas atas kuantitas dan membuat keputusan yang bijaksana.

YONO adalah istilah yang lebih baru dan tidak memiliki asal usul yang jelas seperti YOLO. Ini lebih merupakan reaksi atau alternatif terhadap budaya YOLO yang mengutamakan kebebasan dan spontanitas. 

Secara generasi, YONO lebih relevan dengan Generasi Z (lahir antara akhir 1990-an hingga awal 2010-an). Generasi ini mungkin mencari keseimbangan antara hidup spontan dan membuat keputusan yang bijaksana.

Pilih YOLO atau YONO?
Di dunia modern yang penuh dengan pilihan dan kesempatan, kita sering dihadapkan pada dilema antara hidup penuh petualangan atau menjalani hidup dengan bijak dan penuh pertimbangan. Dua konsep populer yang mencerminkan dilema ini adalah YOLO dan YONO.

YOLO adalah filosofi hidup yang mendorong kita untuk mengambil risiko, menikmati hidup, dan mengejar pengalaman tanpa penyesalan. Dengan semangat YOLO, seseorang mungkin memutuskan untuk melakukan perjalanan spontan, menghadiri konser yang mahal, atau mengejar karier impian yang penuh ketidakpastian. YOLO menekankan pentingnya menjalani hidup dengan penuh kebebasan dan kegembiraan, karena kita hanya hidup sekali dan harus memanfaatkan setiap momen sebaik mungkin.

Di sisi lain, ada YONO yang menekankan pentingnya bijaksana dalam membuat keputusan dan hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang benar-benar penting. Filosofi YONO mengajak kita untuk berhati-hati dalam pengeluaran, berinvestasi untuk masa depan, dan membuat keputusan yang akan memberikan manfaat jangka panjang. Dengan pendekatan YONO, seseorang mungkin memutuskan untuk menabung uang daripada menghabiskannya untuk keinginan sesaat, atau memilih karier yang stabil dan memberikan keamanan finansial.

Kedua konsep ini memiliki nilai dan kebijaksanaan masing-masing. YOLO mengajarkan kita untuk menghargai setiap momen dan menjalani hidup dengan penuh semangat, sementara YONO mengingatkan kita untuk bersikap bijaksana dan mempertimbangkan konsekuensi dari setiap keputusan yang kita buat.

Dalam banyak hal, kunci untuk menjalani hidup yang seimbang adalah menemukan harmoni antara YOLO dan YONO. Misalnya, kita bisa menikmati momen-momen YOLO dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip YONO. 

Mengambil liburan impian yang telah lama diinginkan bisa menjadi bentuk penerapan YOLO. Tetapi merencanakan dan menabung untuk liburan tersebut mencerminkan pemikiran YONO. Atau, kita bisa mengejar passion dan keinginan, tetapi tetap memastikan bahwa kita memiliki dasar yang kuat untuk masa depan kita.

Pada akhirnya, hidup adalah tentang membuat pilihan-pilihan yang mencerminkan nilai dan prioritas kita. Apakah kita lebih condong pada YOLO atau YONO, yang terpenting adalah menjalani hidup dengan kesadaran penuh dan tanggung jawab atas setiap keputusan yang kita buat. 

Dalam perjalanan hidup ini, menemukan keseimbangan antara keinginan untuk mengejar petualangan dan kebutuhan untuk mempertahankan stabilitas adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan dan kepuasan sejati.

 

Referensi:

https://www.livingout.org/resources/articles/110/you-only-live-once-really

https://medium.com/the-top-offensive/you-dont-only-live-once-you-only-die-once-and-live-every-day-56d39a21775a

https://sylviaschroeder.com/true-or-false-you-only-live-once/

https://medium.com/@sanaedtech/stuck-between-i-need-to-save-money-and-you-only-live-once-cbfbd43e527d

https://timesindonesia.co.id/gaya-hidup/524674/lupakan-yolo-yono-jadi-tren-baru-gen-z-apa-itu


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar