05 April 2023
14:30 WIB
Penulis: Kevin Sihotang
Editor: Rikando Somba
Kopi menjadi “penolong” bagi sebagian orang dalam menjalani aktivitas sehari-hari, khususnya para pekerja. Dengan meminum kopi, rasa kantuk dan lelah menjadi hilang. Efek kopi ini memang berhasil pada sebagian orang, tergantung dari kondisi metabolisme tubuhnya.
Sebenarnya, bagaimana cara kopi menghilangkan kantuk dan apa penyebabnya?
Kafein
Seperti yang kita ketahui, kopi mengandung kafein, stimulan alami yang juga terdapat pada teh dan cokelat. Dengan meminum kopi, kafein yang terkandung di dalamnya akan terserap oleh tubuh dalam rentang waktu 15 menit hingga 1 jam.
Kafein memiliki karakteristik ampifilik atau dapat menembus bagian membran dalam tubuh. Ini membuat kafein juga dapat menembus sawar darah otak, yakni struktur membran yang memisahkan dan menyaring darah atau zat yang masuk ke dalam sirkulasi otak.
Menghalau Adenosin
Kafein kemudian akan menghadang adenosin, senyawa yang dihasilkan tubuh manusia setiap harinya. Nah, adenosin ini adalah zat yang memberi sinyal ke otak kita bahwa tubuh merasa kantuk atau lelah, dan butuh istirahat.
Untuk “berangkat” ke otak kita, adenosin akan menempel pada reseptor saraf. Namun, karena molekul kafein mirip dengan adenosin, kafein lah yang “merebut” tempat adenosin untuk melekat pada reseptor tersebut. Akibatnyam tubuh tidak jadi menerima sinyal kantuk yang akan dikirimkan oleh adenosin.
Berapa Lama Efeknya?
Efek kopi terhadap seseorang tentu tergantung pada beberapa faktor. Ada tingkat toleransi tubuh pada kafein, faktor genetik, metabolisme tubuh, dan faktor kesehatan fisik orang tersebut yang mempengaruhinya. Namun, secara umum, kopi dapat membuat mata kita “segar” setidaknya untuk 3-6 jam setelah mengonsumsinya. Ini adalah hasil penelitian yang tertuang dalam Journal of Clinical Sleep Medicine.
Tubuh seseorang yang sudah sering meminum kopi sejak lama, cenderung memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap kafein.
Ini membuat kopi tak terlalu memberi efek pada tubuh mereka. Untuk itu, biasanya mereka akan mengonsumsi kopi dengan porsi yang lebih banyak untuk mendapatkan efeknya. Ini sebabnya bila seorang peminum kopi berat tidak atau terlambat meminum kopi, mereka bisa merasakan berbagai gejala seperti sakit kepala, mual, hingga lekas marah.
Dampak Buruk Kopi
Mengonsumsi kopi berlebih juga akan memberi efek negatif pada tubuh, salah satunya adalah mudah merasa lelah. Hal ini karena efek kopi dapat mengganggu jam istirahat atau jam tidur sehingga tubuh tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
Selain itu, adenosin yang tadinya dihalau oleh kafein, pada akhirnya menumpuk dan “menghajar” tubuh secara bersamaan saat zat kafein hilang. Sehingga tubuh akan merasa sangat kelelahan. Beberapa dampak negatif lain dari mengonsumsi kopi secara berlebih adalah sakit kepala, tekanan darah tinggi, detak jantung yang cepat, dehidrasi, merasa cemas, hingga ketergantungan.
Melansir Britannica yang mengutip jurnal American Academy of Pediatrics, porsi maksimal dalam mengonsumsi kopi adalah empat cangkir sehari, dan tidak dikonsumsi di sore dan malam hari. Selain itu, ada baiknya mengganti kopi dengan teh. Kendati teh juga memiliki kafein, porsinya tetap tak sebanyak kopi.
Mengutip Healthline, secangkir kopi pada umumnya mengandung minimal 90 miligram (mg) kafein. Sementara secangkir teh hitam bisa mengandung 47-70 mg kafein. Di sisi lain, teh hijau mengandung 20-45 mg kafein.
Referensi:
Britannica. (n.d.). Why does too much caffeine keep you awake at night? Diakses dari: Why Does Too Much Caffeine Keep You Awake at Night? | Britannica
Drake, C., Roehrs, T., Shambroom, J., & Roth, T. (2013). Caffeine effects on sleep taken 0, 3, or 6 hours before going to bed. Journal of clinical sleep medicine, 1195-1200.
Healthline. (2019). How much caffeine does tea have compared with coffee? Diakses dari: Caffeine in Tea vs. Coffee: How Do They Compare? (healthline.com)
Metro. (2022). How long does caffeine keep you awake? Diakses dari: How long does caffeine keep you awake? | Metro News